Hasil Investigasi FSP BUMN Bersatu Terkait Telkomsel
Badan Usaha TRG tersebut ternyata tidak memiliki kaitan dengan semua tender di Telkom dan Telkomsel.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil investigasi Forum Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu terkait mafia proyek di Telkomsel menemukan sejumlah fakta baru.
Investigasi tersebut dipimpin oleh Ketua Bidang Auditing Investigasi FSP BUMN Bersatu, Widodo Trisektianto.
"Setelah kami melakukan investigasi, terkait adanya informasi tentang kelompok pengutip dalam setiap tender di Telkom dan Tsel, maka FSP BUMN Bersatu berpendapat bahwa informasi tersebut menyesatkan dan tidak benar, dan ini merugikan nama baik TRG sebagai badan usaha yang selama ini bekerja dan berusaha secara profesional," ujar Sekretaris Jendral Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Tri Sasono dalam siaran pers yang diterima wartawan, Rabu (10/8/2016).
Menurut Tri, Badan Usaha TRG tersebut ternyata tidak memiliki kaitan dengan semua tender di Telkom dan Telkomsel.
Dari laporan Keuangan Telkom dan Tsel keduanya memiliki capex pengeluaran untuk memperoleh harta tetap (Fixed Asset) dalam kondisi normal.
Bahkan, bahkan kinerja Telkom group meningkat tajam sejak 2013 hingga saat ini yang dapat dilihat dari pergerakan harga saham terus meningkat (saat ini di kisaran harga Rp 4,370, equivalent dg 430 trilyun lebih).
“Ini suatu prestasi yang blm pernah dicapai oleh BUMN ini selama kurun waktu 10 tahun terakhir, “ kata Tri Sasono.
Dari investigasi itu, Tri mengatakan, badan usaha TRG telah banyak melakukan kerjasama dengan Telkom dan Tsel secara fair dan win-win, sehingga memberikan dampak yang positif bagi kinerja Telkom dan Tsel.
Tak hanya itu, Tri mengatakan, dari hasil investigasinya tersebut ada sebuah operasi senyap yang ingin melakukan pergantian direksi di Telkom dan Tsel, yang dinilai sudah mempunyai kinerja bagus dengan tujuan untuk memasukan personil-personil yang akan bisa diaturnya.
"Hal itu bertujuan untuk mengeksploitasi Telkom dan Tsel dengan pola-pola jahat dan merugikan negara yang akan digunakan kepentingan politik sesaat," ujarnya.
Namun demikian FSP BUMN Bersatu akan tetap kritis terhadap Telkom dan Tsel, apalagi Telkom saat ini adalah merupakan BUMN yang paling sehat dan penyumbang laba bersih terbesar kedua setelah BRI sebesar Rp 21 triliun lebih dibanding semua BUMN yang ada.