Kisah Tim Rekayasa Air Laut Jadi Garam Farmasi Selama Belasan Tahun hingga Sukses Dirikan Pabrik
Tim Garam Farmasi meraih penghargaan 'Bacharuddin Jusuf Habibie Award 2016', lantaran inovasinya berdampak positif bagi perkembangan teknologi
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Garam Farmasi meraih penghargaan 'Bacharuddin Jusuf Habibie Award 2016', lantaran inovasinya berdampak positif bagi perkembangan teknologi di Indonesia.
Salah satu peneliti dalam Tim Garam Farmasi Imam Paryanto mengaku bersyukur setelah sekian lama timnya melakukan pengkajian dan pengembangan, akhirnya hasilnya bisa digunakan perusahaan industri farmasi terbesar di Indonesia.
"Kami sungguh bersyukur, hasil penelitian dan rekayasa yang telah dilakukan sejak tahun 1994, dan mendapatkan hak paten pada tahun 2010, pada akhirnya dapat digunakan oleh PT Kimia Farma Persero," ujar Imam, saat ditemui di Kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016).
Hal tersebut dibuktikan dengan telah dibangunnya pabrik garam farmasi pertama yang pembangunannya telah selesai pada akhir 2015 silam dengan kapasitas 2 ribu ton per tahun.
"Dengan telah dibangunnya pabrik garam farmasi pertama di Indonesia dengan kapasitas 2 ribu ton per tahun," jelasnya.
Imam menambahkan, nantinya PT Kimia Farma dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan membangun pabrik kedua dengan kapasitas mencapai 2 kali lipat dari pabrik pertama.
"Nanti dari PT Kimia Farma dan BPPT yang melakukan pembangunan pabrik garam farmasi yang kedua dengan kapastias 4 ribu ton per tahun," tegasnya.
Ia pun berharap, pembangunan pabrik tersebut bisa memberikan kontribusi positif dalam pemakaian bahan baku obat.
"Harapan kami dengan dibangunnya pabrik garam farmasi tersebut, dapat memberikan satu kontribusi dalam pencapaian pemakaian bahan baku obat di Indonesia, salah satunya garam farmasi tersebut," pungkasnya.
Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT) menggelar acara Penghargaan BJ Habibie Technology Award 2016 (BJHTA)' ke-9 di kediaman Bacharuddin Jusuf Habibie, Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (18/8/2016), jam 13.00 WIB.
Penghargaan tersebut diberikan kepada Tim Garam Farmasi yang terdiri dari Tujuh Orang dengan latar belakang kompetensi sebagai Peneliti dan Perekayasa BPPT.
Mereka adalah Imam Paryanto, Bambang Srijanto, Eriawan Rismana, Wahono Sumaryono, Tarwadi, Purwa Tri Cahyana, serta Arie Fachruddin.
Tim Riset tersebut telah berhasil menciptakan inovasi, berupa Garam Farmasi yang berguna sebagai Bahan Baku Obat-Obatan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Presiden RI ke-3 BJ Habibie, Menristek Dikti M Nasir, serta Kepala BPPT Unggul Priyanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.