Arcandra Tahar Bisa Jadi Menteri Lagi
Arcandra dianggap berpeluang kembali menjadi WNI usai persoalan kewarganegaraannya dipersoalkan dan berujung kepada pencopotan dari jabatan menteri.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Arcandra dianggap berpeluang kembali menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) usai persoalan kewarganegaraannya dipersoalkan dan berujung kepada pencopotan dari jabatan Menteri ESDM.
Apalagi pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo kini dianggap memiliki dasar untuk melakukan naturalisasi terhadap Arcandra Tahar. Salah satu aturannya adalah pasal 20 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa 'Orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan negara dapat diberi Kewarganegaraan Republik Indonesia oleh Presiden setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia'.
"Pemerintah, Presiden, punya yurisprudensi menaturalisasi Arcandra. Pemain sepakbola saja bisa dinaturalisasi tanpa perlu tinggal 5 tahun karena dianggap berprestasi, meski dalam kenyataannya tidak berprestasi. Arcandra ini kan prestasinya tidak perlu diragukan," kata Wakil Sekjen DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade.
Pemain sepakbola tidak lama tinggal di Indonesia tetapi tiba-tiba diberi kewarganegaraan Indonesia sebut saja Raphael Maitimo, Sergio Van Dijk, Diego Michiels dan Irfan Bachdim.
Hal itu belum termasuk prestasinya yang digadang-gadang moncer namun justru jeblok dalam mengangkat Tim Nasional PSSI.
Selain kemampuannya yang luar biasa, kata Andre, komitmen Arcandra dalam membantu pemerintahan Jokowi-JK juga tidak perlu diragukan.
Selama menjabat Menteri ESDM dalam waktu 20 hari, salah satu putra terbaik Minangkabau itu telah melakukan efisiensi pengembangan Blok Masela.
Dalam perhitungannya saat menjabat Menteri ESDM, Arcandra memangkas investasi yang semula mencapai 22 miliar dolar AS menjadi 15 miliar dolar AS. Dengan kata lain ada penghematan 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 91 triliun.
"Ini belum termasuk perhitungan ulang cost recovery terhadap perusahaan-perusahaan minyak yang bisa menghemat keuangan negara hingga ratusan triliun," jelas Andre.
"Apa yang telah dilakukan Arcandra dalam hitungan hari sangat baik dan sejalan dengan program besar Jokowi di bidang energi. Prestasinya jauh lebih penting dari prestasi sepakbola," lanjutnya.
Disinggung pula kecerdasan dan kejeniusannya di bidang energi, melalui penemuan-penemuan teknis dari hasil risetnya sendiri, Arcandra mempunyai setidaknya 6 hak paten internasional.
Presiden Direktur Petroneering Houston dan berbagai perusahaan internasional dengan gaji miliaran rupiah pernah dipegangnya.
Masyarakat Minangkabau, menurut Andre juga berharap Presiden Jokowi mempertimbangkan pengangkatan kembali Arcandra Tahar sebagai Menteri ESDM setelah proses naturalisasi selesai dilakukan.