Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Napak Tilas Pimpinan Pondok Gontor ke Keraton Kasepuhan dan Sunan Gunung Djati

Memperingati 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, pimpinan dan ketua lembaga napak tilas dan silaturahmi ke Keraton Kasepuhan Cirebon.

Penulis: Y Gustaman
Dokumentasi Panitia 90 Tahun Gontor
ZIARAH - Pimpinan Pondok Modern Gontor KH Hasan Abdullah Sahal (berjas dan bersurban putih) berbincang dengan pengurus makam Sunan Gunung Djati di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (23/8/2016).
Dokumentasi Panitia 90 Tahun Gontor
SILATURAHMI KE KERATON KASEPUHAN - Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat (jas putih) berbincang dengan pimpinan Pondok Modern Gontor, KH Hasan Abdullah Sahal dan KH Syamsul Hadi Abdan (dua dari kanan) dan alumnus Hidayat Nur Wahid (paling kiri), Senin (22/8/2016) malam.
Dokumentasi Panitia 90 Tahun Gontor
ZIARAH - Pimpinan Pondok Modern Gontor KH Hasan Abdullah Sahal (berjas dan bersurban putih) dan rombongan mendengar penjelasan dari perwakilan pengurus saat berziarah ke makam Sunan Gunung Djati di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (23/8/2016).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memperingati 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, pimpinan dan ketua lembaga melakukan napak tilas dan silaturahmi ke Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat.

"Ini napak tilas bagaimana hubungan sejarah Gontor dengan Sunan Gunung Djati. Jadi pendirinya Gontor lama, Sulaiman Djamaludin, punya silsilah langsung dengan Sunan Gunung Djati," ujar anggota Panitia 90 Tahun Gontor, ustaz Adib Fuadi Nuriz kepada Tribunnews.com, Selasa (23/8/2016).

Rombongan Pondok Gontor yang ikut di antaranya pimpinan KH Hasan Abdullah Sahal, KH Syamsul Hadi Abdan, ustaz Mashudi, ustaz Akrim Mariyat, ustaz Ismail Budi Prasetyo, ustaz Imam Sobari, Hidayat Nur Wahid. Sementara KH Abdullah Syukri Zarkasyi karena kondisi berhalangan ikut.

Tak hanya menapaktilasi silsilah dari garis Keraton Kasepuhan dan Sunan Gunungdjati, rombongan Gontor juga menyerap nilai-nilai perjuangan, dakwah, gerakan keislaman, dan pengorbanan para leluhur.

"Sehingga semua nilai-nilai itu menjadi semangat generasi dan keturunan Gontor, seluruh santri dan alumni dalam berjuang," terang Adib.

Rombongan Pondok Gontor tiba di Cirebon, Senin (22/8/2016) sore. Malamnya mereka bersilaturahmi dengan Raja Keraton Kasepuhan, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat dan keluarga.

BERITA TERKAIT

Setelah bertamu, kurang lebih satu jam dilanjutkan acara ramah tamah. Pangeran Arief menjelaskan Djamaludin dalam silsilah keturunan Keraton Kasepuhan. Disusul dari pihak Pondok Gontor.

"Kalau diceritakan panjang. Di sini sudah jelas garis silsilah antara Gontor dengan Keraton Kasepuhan di Cirebon dan Sunan Gunung Djati. Kemarin malam Sultan Cirebon membacakan silsilah tidak terperinci, tapi menyebut Sulaiman Djamaludin," beber dia.

Pagi tadi, rombongan berziarah ke makam Sunan Gunung Djati di Kabupaten Cirebon. Perwakilan Keraton Kasepuhan ikut serta, sehingga rombongan dipersilahan masuk ke makam Sunan Gunung Djati.

Sebelum kembali sore nanti ke Gontor, rombongan menyempatkan makan siang bersama dan ramah tamah dengan IKPM Cirebon.

Sunan Gunung Djati dulu mendirikan pesantren dan keraton sebagai pusat dakwahnya. Sunan Gunung Djati berpesan kepada rakyat Cirebon, 'ingsun titip tajug lan fakir miskin'(saya titipkan masjid dan fakir miskin).'

"Dalam hal ini tajug adalah masjid. Sekarang artinya dijabarkan dengan pendidikan Islam. Gontor berusaha membawa misi pesan tersebut," imbuh menanti KH Abdullah Syukri Zarkasi ini.

Sekadar informasi, Sulaiman Djamaludin merupakan peletak dasar Pondok Gontor Lama, meneruskan Pondok Tegalsari yang didirikan Kiai Ageng Hasan Besari pada abad ke-18.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas