Kisah Benny Mamoto Akan Dibunuh Penghuni Lapas Nusakambangan
Posisi terakhir yang diemban Benny adalah Deputi Pemberantasan Narkotika BNN. Sepanjang empat tahun memerangi narkotika
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Empat tahun Benny Mamoto berdinas di Badan Narkortika Nasional (BNN).
Posisi terakhir yang diemban Benny adalah Deputi Pemberantasan Narkotika BNN. Sepanjang empat tahun memerangi narkotika, Benny Mamoto kerap mendapatkan teror pembunuhan.
Memasuki usia 61 tahun, Benny Mamoto masih mengingat catatan panjang perjalanan pemberantasan narkotika di Tanah Air. Pria kelahiran 7 Juni 1955 itu semula sumringah lantaran beberapa kali mencokok bandit narkotika.
Namun, sukses menangkap bandit narkotika, Benny dengan pangkat Irjen pada periode 2012- 2013 itu justru bolak-balik mendapat ancaman pembunuhan. Mirisnya, ancaman itu justru muncul dari dalam lembaga pemasyarakatan.
"Saya sudah kenyang dapat ancaman pembunuhan, terutama lewat telepon kantor atau handphone. Ironisnya, setelah saya lacak asal-usul teror itu justru berasal dari sejumlah lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Di antaranya lapas-lapas di Nusakambangan, di Cipinang, di Medan, dan daerah lain," kata Benny saat ditemui Tribun, baru-baru ini.
Menurutnya, ancaman dihabisi nyawa tidak melulu kepada dirinya. Keluarga, termasuk istri juga mendapat teror pembunuhan.
"Istri saya pernah menangis histeris karena diancam dibunuh. Pengancam bilang ke istri saya supaya saya berhenti menangkap bandar-bandar narkoba, jika tidak maka istri saya akan dihabisi," ujar Benny.
Ia menyebut, ada tiga tahap teror yang berasal dari para pemain narkotika. Tahap pertama, adalah iming-iming suap dengan jumlah kakap. Tahap kedua, berupa ancaman pembunuhan. Dan tahap ketiga berupa pembunuhan karakter, baik melalui media massa maupun langsung melalui atasan.
"Jika atasan kita percaya atas isu yang dihembuskan oleh oknum-oknum tertentu, maka saya selesai dalam karier dan dipindahtugaskan. Saya tidak pernah menerima uang atas segala sesuatu terkait narkoba, jadi kenapa saya mesti takut? Ketiga ancaman itu sudah pernah saya lalui semua," kata pria yang pernah menjuarai lomba menembak antarangkatan AKABRI angkatan 1977 itu. (*)