Teror Bom Medan Bukti Bibit Radikalisme Masih Banyak di Indonesia
Wasekjen Golkar menilai teror bom di Gereja St Yosep di Medan, Sumatera Utara menunjukkan bahwa bibit radikalisme masih banyak di Indonesia.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wasekjen Golkar Jerry Sambuaga menilai teror bom di Gereja St Yosep di Medan, Sumatera Utara menunjukkan bahwa bibit radikalisme masih banyak di Indonesia.
Jerry menilai perlu diberikan solusi yang komprehensif untuk membasmi bibit-bibit radikalisme tersebut.
"Tindakan hukum tegas saja saya kira tidak cukup, karena itu hanya solusi untuk menghukum, bukan pencegahan. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan terhadap kasus ini," kata Jerry dalam keterangannya, Senin (29/8/2016).
Jerry meminta pemerintah mengutamakan dialog antar umat beragama untuk mengurangi dampak radikalisme. Hal itu juga sebagai bentuk pencegahan agar kasus serupa tidak terulang lagi dikemudian hari.
"Kalau hanya menghukum kan ada kemungkinan akan terulang lagi karena bibit radikalisme tidak dicegah. Selain itu meningkatkan kesejahteraan rakyat agar tidak termotivasi untuk melakukan tindakan kejahatan," tuturnya.
Menurutnya, ekspresi kebencian terhadap SARA yang marak di sosial media harus ditertibkan. Hal itu supaya tidak provokatif dan menimbulkan bibit-bibit yang dapat menyebabkan radikalisme dan bahkan bisa berujung ke terorisme.
Ia mengatakan, kejadian di Medan menunjukkan bahwa ada unsur kesengajaan yang didasari oleh kebencian terhadap agama tertentu.
Hal itu, kata Jerry berdasarkan hasil penyelidikan sementara oleh polisi, bahwa pelaku disuruh untuk membunuh pastor.
"Perlu adanya pendidikan dan pemahaman tentang toleransi dan juga keberagaman serta kemajemukan agama di masyarakat. Aparat juga perlu lebih waspada dan antisipatif terhadap bibit-bibit yang provokatif atau sentimen terhadap agama tertentu," imbuhnya.