Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gema Demokrasi Dorong Presiden Jokowi Selesaikan Pelanggaran HAM Masa Lalu

"Hal ini menimbulkan kesedihan dan rasa tidak percaya di kalangan keluarga korban dan masyarakat sipil,"

Penulis: Yurike Budiman
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Gema Demokrasi Dorong Presiden Jokowi Selesaikan Pelanggaran HAM Masa Lalu
Tribunnews.com/ Yurike Budiman
Pengurus Divisi Advokasi AJI Indonesia, Aryo Wisanggeni bersama Kepala Divisi Pemantauan Impunitas Kontras, Feri Kusuma, saat membacakan pernyataan sikap Gema Demokrasi di LBH Jakarta, Minggu (4/9/2016). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yurike Budiman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Masyarakat untuk Demokrasi (Gema Demokrasi menggelar acara 'September Hitam'.

Pengurus Divisi Advokasi AJI Indonesia, Aryo Wisanggeni mengingatkan pernyataan Presiden Joko Widodo atas komitmen pemerintah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu.

"Presiden menyampaikan komitmen serupa dalam pidato peringatan hari HAM Internasional 2014 dan 2015."

"Namun, hingga kini komitmen tersebut belum terwujud," kata Aryo di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro No. 74, Jakarta Pusat, Minggu (4/9/2016).

Ironisnya, pemerintah Jokowi-JK malah mengangkat purnawirawan Jenderal Wiranto sebagai Menkopolhukam.

"Hal ini menimbulkan kesedihan dan rasa tidak percaya di kalangan keluarga korban dan masyarakat sipil," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Dalam keterangan tertulis yang didapat Tribunnews.com dari Gema Demokrasi, Wiranto dianggap terlibat kejahatan terhadap kemanusiaan di Timor Timur pada 1999.

Ia pun diduga menjadi pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa 27 Juli 1996, Trisakti Semanggi I pada 1998, dan Semanggi II pada 1999.

'September Hitam' yang digelar Gema Demokrasi bersama jaringan organisasi masyarakat sipil dan mahasiswa bertujuan untuk mendesak negara dan pemerintah Jokowi-JK segera menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM masa lalu.

"Tentu dengan mengacu pada UUD 1945 dan Ketetapan MPR," tuturnya.

Di samping itu, September Hitam diharapkan dapat memperlihatkan pada khalayak bahwa hak-hak berekspresi dalam ruang demokrasi dapat berlangsung tanpa diskriminasi.

"Hal ini sebagai upaya membuka ruang publik untuk mengetahui berbagai isu HAM dan demokrasi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas