Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Tujuh Polisi Hutan yang Diancam Dibakar dan Dibuang ke Sungai

Tim lalu mengambil dokumentasi lahan yang terbakar menggunakan kamera hingga drone.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Kisah Tujuh Polisi Hutan yang Diancam Dibakar dan Dibuang ke Sungai
Ihsanuddin
Edu, Polisi Hutan yang disandera saat meninjau lokasi kebakaran hutan di Rokan Hulu, Riau, saat jumpa pers di Kantor Kementerian LHK Selasa (6/9/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh polisi hutan dan penyidik dari Badan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang disandera sekelompok massa saat meminjau lokasi kebakaran hutan di Rokan Hulu, Riau, sempat diancam dibunuh.

Hal itu diceritakan Ketua Tim penyelidikan, Edu, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian LHK, Selasa (6/9/2016).

Edu mengatakan, ia bersama enam penyidik lainnya tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (2/9/2016).

Saat itu mereka langsung menghubungi pihak PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) selaku pemilik lahan yang terbakar.

"Pihak perusahaan mengizinkan kami masuk ke lokasi. Ada dua portal yang kami lewati," kata Edu.

Tim lalu mengambil dokumentasi lahan yang terbakar menggunakan kamera hingga drone.

Tim juga memasang plang yang berbunyi bahwa lokasi tersebut tak boleh diganggu hingga proses penyelidikan selesai.

BERITA TERKAIT

Saat akan keluar lokasi pukul 16.00 WIB, tim menyadari ada seseorang yang mengikuti.

"Seseorang itu memberi informasi kepada orang yang ada di ponton. Ponton itu harusnya sudah siap kami naiki tapi ponton bergeser ke tengah sungai sehingga tak bisa lagi kami naiki," ujar Edu.

Tim lalu diminta turun dari mobil dan terlibat negosiasi dengan pihak perusahan dan sejumlah tokoh adat disana.

Mereka diminta menunjukkan surat tugas, mencabut plang yang sudah dipasang dan menghapus semua dokumentasi.

Namun setelah permintaan itu dipenuhi, muncul juga permintaan dari tokoh pemuda agar menghadirkan Menteri Kelautan dan Kehutanan Siti Nurbaya.

"Kami negosiasi sudah harga mati Menteri LHK yang diinginkan. Akhirnya, kami lapor ke Jakarta," kata dia.

Pukul 18.45 WIB, pihak dari kementerian LHK memberikan instruksi agar tim mempertahankan komunikasi yang kondusif, tak menggunakan senjata dan melakukan komunikasi dengan sebaik-baiknya.

"Kami lakukan apa yang diperintahkan tapi kondisi tak bisa dikendalikan dengan adanya kedatangan warga yang berjumlah ratusan. Karena datangnya menggunakan perahu, bukan tak mungkin mungkin ada yang mobilisasi," ucap Edu.

"Dalam kegelapan kami tak bisa melihat. Tapi beberapa orang, bukan satu orang, ada yang mengatakan 'bunuh saja mereka, bakar, dibuang saja ke sungai'. Dan itu tidak sekali dua kali. Beberapa kali ada yang melakukan provokasi," kata dia.

Baru pada Sabtu dini hari pukul 02.30 WIB, Kapolres Rokan Hulu menjumpai tim dan memperbolehkan tim meninggalkan lokasi dengan catatan kendaraan yang dipakai dan barang-barang ditinggalkan di lokasi. Akhirnya tim dievakuasi mengunakan truk ke polres setempat.(Ihsanuddin)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas