Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Masih Saja Ada Masalah Katering di Mekkah'

Sayur, misalnya, cenderung menggunakan bahanfrozen yang tidak segar hingga cepat basi usai pengolahan

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Masih Saja Ada Masalah Katering di Mekkah'
Handover/Tribun Kaltim
Calon haji asal Kabupaten Nunukan di Mekkah. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR Ledia Hanifa Amaliah masih menemukan adanya masalah katering yang diterima oleh jamaah haji Indonesia di Mekkah.

“Dari kunjungan ke beberapa pemondokan di Wilayah Mahbas Jin dan Syisah Raudhah, terungkap dua masalah utama katering yang muncul adalah soal nasi yang belum matang dan lauk yang hampir basi sehingga tidak bisa dikonsumsi para jamaah,” kata Ledia dalam keterangan tertulis, Minggu (11/9/2016).

Ledia menyatakan, lauk dan sayur ini basi diduga karena beberapa sebab. Sayur, misalnya, cenderung menggunakan bahanfrozen yang tidak segar hingga cepat basi usai pengolahan. Bila penyimpanannya atau pengolahannya tidak tepat juga bisa berakibat cepat basi. Sementara nasi bisa jadi karena terlalu cepat diangkat sebelum purna .

“Ke depannya, hal ini harus menjadi catatan khusus pemerintah pada katering yang bersangkutan dan katering-katering lain secara umum. Sebab urusan konsumsi bagi para jamaah ini adalah urusan krusial,” katanya.

Selain soal kualitas makanan, Ledia kemudian juga menemukan bagaimana para jamaah haji dari beberapa pemondokan yang tidak memiliki kantin, kesulitan mendapatkan makanan usai jatah katering di Mekah  berakhir pada 6 September lalu.

Ia mengatakan selama di Mekah jamaah haji mendapat jatah katering selama 24 kali atau 12 hari. Setelah itu mereka harus mencari sendiri dalam beberapa hari masa tinggal di Mekah yang tersisa. 

Berita Rekomendasi

"Sayangnya, tidak semua pemondokan menyediakan kantin sehingga para jamaah yang pemondokannya tidak berkantin harus antri panjang di pemondokan lain atau memilih beli pada pedagang kaki lima. Padahal pedagang kali lima tidak selalu ada dan bahkan seringnya dikejar Satpol PP ala Arab Saudi saat berjualan,” jelas Ledia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas