Calon Bintara Polisi Kedapatan Merokok Saat Pendidikan, Ini yang Selanjutnya Terjadi
Saat bertandang ke markas Pusdikpolair ada tiga siswa yang sedang menjalani hukuman. Mereka mengenakan ember plastik yang dilubangi di bagian mata.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada yang unik saat Angkasa bertandang ke markas Pusat Pendidikan Polisi Perairan (Pusdikpolair) di Pondok Dayung, Jakarta Utara.
Saat itu ada sektiar 350 calon tamtama dan bintara yang sedang menjalani pendidikan Polair digembleng sampai titik darah penghabisan.
Bukan soal program latihannya yang unik, melainkan soal bentuk hukuman bagi siswa yang melanggar aturan.
Selama ini kita selalu mengidentikkan hukuman di pendidikan militer dan kepolisian dengan hukuman-hukuman fisik, seperti pukulan dan tendangan.
Namun yang terlihat kali ini justru berbeda. Saat bertandang ke markas Pusdikpolair ada tiga siswa yang sedang menjalani hukuman.
Mereka mengenakan ember plastik yang dilubangi di bagian mata sebagai helm.
Sumber gambar: JR Nugroho
Berbeda dengan siswa lain yang berseragam lengkap, para pesakitan ini hanya memakai kaus oblong dengan celana pendek.
Di dada mereka dikalungi barang bukti atas pelanggaran mereka, selain juga menenteng senapan laras panjang.
Dua di antara tiga siswa sebelumnya kedapatan merokok di dalam kawasan pendidikan.
Satu siswa lainnya kedapatan membawa roti.
Menjelang makan siang, instruktur memerintahkan ketiga siswa ini untuk merayap dengan senapan di atas leher.
Kedua tangan mereka digantungkan di senapan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.