Industri Rokok "Tunggangi" Ajang Seni dan Olahraga demi Gaet Konsumen Remaja
Industri rokok dituduh telah memanfaatkan ajang seni dan olahraga untuk menarik pangsa pasar remaja.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Industri rokok dituduh telah memanfaatkan ajang seni dan olahraga untuk menarik pangsa pasar remaja.
Kondisi inilah yang dinilai membuat perusahaan rokok gencar menjadi sponsor konser musik ataupun kejuaraan olahraga.
Akademisi Departemen Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Hendriyani menilai seni dan olahraga adalah dua bidang yang sangat dekat dengan anak muda, terutama remaja.
Ada pun remaja dinilai merupakan pasar potensial yang paling disasar industri rokok.
"Begitu mereka tergiur untuk merokok, mereka akan kecanduan seumur hidup. Dan ini investasi bagi perusahaan rokok," kata Hendri.
Hal itu diungkapkannya dalam seminar pengendalian tembakau dengan tema "Membongkar Hambatan Aksesi FCTC dan Mitos Rokok di Indonesia" di Bogor, Minggu (2/10/2016).
Menurut Hendri, terlibatnya industri rokok dalam ajang seni dan olahraga acapkali dibungkus dengan promosi produk yang kreatif dan menarik.
Ia menanggap, cara tersebut sangat ampuh menarik minat remaja.
"Kalau orang dewasa yang sudah bisa berpikir logis mungkin akan menganggap biasa saja. Tapi bagi remaja, mereka akan bilang itu keren," ujar Hendri.
Menurut Hendri, melibatkan diri dalam sebagai sponsor merupakan strategi perusahaan rokok untuk menyiasati berbagai peraturan yang mengekang kebebasan mereka dalam beriklan.
Atas dasar itu, jika pemerintah berkomitmen untuk melindungi generasi muda, Hendri menilai sudah saatnya ada larangan bagi perusahaan rokok untuk terlibat sebagai sponsor acara termasuk beasiswa.
Menurut Hendri, tidak akan kerugian bagi Negara apabila perusahaan rokok dilarang terlibat dalam hal penyokongan acara atau pun beasiswa.
Ia kemudian mencontohkan peraturan serupa yang sudah diterapakan di hampir seluruh negara di dunia.
"Sudah saatnya kita untuk tidak lagi mengasosiasikan perusahaan rokok sebagai pahlawan," kata dia.
"Coba lihat apa di ajang sebesar Piala Dunia ataupun Olimpiade ada sponsor perusahaan rokok? Jadi jangan pernah berpikir tidak ada rokok tidak hidup," ucap Hendri.
Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany menyatakan Indonesia harus mencontoh Thailand yang prestasi olahraganya bisa melesat tanpa bantuan dari perusahaan rokok.
"Di SEA Games dan Asian Games Thailand sudah unggul dibanding kita. Di Olimpiade kemarin kita dapat berapa emas? Satu. Thailand dapat dua," ujar Hasbullah.
Penulis : Alsadad Rudi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.