Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ke Sekolah, Murid SD di Sulawesi Ini Harus Lewati Jembatan dari 2 Bilah Bambu, Rawan Masuk Jurang

Tebing di samping jalan desa yang menghubungkan Desa Mambulilling dengan Desa Buntu Buda ambles ke jurang sedalam lebih dari 100 meter.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Ke Sekolah, Murid SD di Sulawesi Ini Harus Lewati Jembatan dari 2 Bilah Bambu, Rawan Masuk Jurang
Kompas.com
Lantaran jalan amblas dan terputus siswa di Mamasa sulawesi barat nekad mennatang maut di bibir jurang demi pergi kes sekolah. 

TRIBUNNEWS.COM, MAMASA - Hujan deras selama beberapa hari terakhir menyebabkan salah satu ruas jalan yang menghubungkan ibu kota Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, dengan sejumlah desa di sekitarnya terputus sejak tiga hari terakhir.

Tebing di samping jalan desa yang menghubungkan Desa Mambulilling dengan Desa Buntu Buda ambles ke jurang sedalam lebih dari 100 meter.

Demi bersekolah, para siswa di dua desa ini pun menempuh jembatan darurat dari bambu yang menghubungkan kedua sisi jalan yang ambles. Potongan-potongan bambu disambung hingga membentuk jembatan darurat dan ditancapkan di lereng bukit.

Titian jembatan dari dua bilah bambu.
Titian jembatan dari dua bilah bambu.

Anggota DPD RI dari Dapil Sulbar, Muhammad Asri Anas, di Facebook-nya juga menyoroti persoalan ini.  Dia meminta Bupati Mamasa segera bertindak cepat menyelesaikan persoalan ini.

"Negara ini seperti belum merdeka saja, seolah tanpa pemimpin. Ini sangat memprihatinkan," ujarnya.

Akibat longsor, jaringan pipa PDAM yang melintas di puncak Gunung Buntu terputus dan dua unit rumah yang ada di sekitar tebing jalan nyaris tertimpa longsor, sementara satu rumah lainnya kini terancam ambruk lantaran lantai tanah tempat rumah ini berdiri kian habis tergerus ke jurang.

Meski demikian, warga juga khawatir tebing lainnya terancam longsor dan menimpa warga dan pengguna jalan yang melintas di lokasi.

Berita Rekomendasi

Sekumpulan siswa SDN 008 Buntu Ada, misalnya, tetap berjalan meniti jembatan darurat itu meski dengan kaki gemetaran. Tak sedikit siswa yang tidak berani dan memilih batal ke sekolah karena takut terjatuh ke dalam jurang dan tertimpa longsor dari gunung di sebelahnya.

Hengki, salah satu siswa yang bersekolah di SDN 008 Buntu Buda, mengaku nekat melintas di atas bentangan bambu di bibir jurang demi bersekolah. Hengki mengaku setiap hari stres dan waswas saat bergangkat maupun pulang sekolah lantaran harus melintasi jembatan bambu yang membutuhkan nyali besar.

"Saya berharap jalan ini segera diperbaiki agar siswa tidak ketakutan melintas lagi," kata Hengki.

Yuliana, salah seorang warga yang berdomisili di tempat itu, mengaku waswas tinggal di rumahnya saat ini karena tebing jalan di kedua sisi rumahnya setiap saat terancam longsor susulan.

Yuli mengaku setiap malam terpaksa mengungsi ke rumah sanak keluarga bersama suami dan anak-anaknya karena khawatir rumahnya ambles ke dalam jurang dan tertimpa longsoran gunung di sebelahnya.

"Kalau malam kami pergi mengungsi ke rumah kerabat kami karena takut jangan sampai longsor lagi," kata Yuliana.

Ibu rumah tangga ini hanya bisa berharap pemerintah bisa segera turun tangan membenahi kerusakan jalan yang sudah bertahun-tahun mengancam keselamatan warga dan pengguna jalan di lokasi ini.

Sejumlah orangtua siswa juga mengeluh dan khawatir anak-anak mereka akan jadi korban bencana lantaran kondisi jalan di lokasi ini tak kunjung dibenahi pemerintah, sementara jalan ini menjadi satu-satunya akses jalan desa yang bisa dilalui warga.

Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas