Ini yang Dilakukan Sultan, Pelaku Penusukan Polisi di Tangerang Saat di Warnet
Saat berada di Greennet--nama warnet yang biasa dikunjungi Sultan--, si penjaga menyebut, durasi Sultan tidak lebih dari satu jam.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG-- Sultan Aziansyah, pelaku penusukan polisi di Tangerang pada Kamis (20/10/2016), diduga terkait organisasi radikal ISIS.
Keterkaitan Sultan dikuatkan dengan ISIS diketahui dari keterangan keluarganya yang mengatakan kalau kebiasaan Sultan berada di warnet.
Apa sebenarnya yang dilakukan Sultan di Warnet?
Saat berada di Greennet--nama warnet yang biasa dikunjungi Sultan--, si penjaga menyebut, durasi Sultan menggunakan komputer tidak pernah lebih dari satu jam.
Di dalam warnet yang berjarak 30 meter dari rumah Sultan di desa Lebak Wangi RT 04/02, Sepatan, Tangerang
ini, penjaga tidak melihat ada kegiatan yang mencurigakan saat Sultan berselancar di dunia maya.
"Kelihatan kok dia buka apa saja, tidak ada yang mencurigakan," sebutnya.
Hanya saja, beberapa kali Sultan pernah mengirim beberapa pesan elektronik dari Greennet.
"Dia mengaku email itu urusan kantor. Katanya, dia kerja jadi koresponden," ujar si penjaga Warnet.
Beberapa kali Sultan juga mencetak sejumlah dokumen di Greennet. Namun, penjaganya pun sempat melihat hasil cetakannya. "Yang dia print (cetak) cuma info lowongan pekerjaan,".
Tidak hanya untuk mencari informasi atau mengirim pesan elektronik, Sultan tidak jarang ikut memainkan permainan virtual yang ada.
"Dia pernah main PB (Point Blank/ nama permainan virtual) di sini, tapi tidak lama," tuturnya.
Penjaga Warnet tersebut menduga ada sarana lain yang digunakan lulusan kampus swasta bilangan Tangerang itu untuk berhubungan dengan ISIS.
"Mungkin dengan HP, ngak mungkin dari sini. Dia juga pasti tahu, nanti orang curiga kalau buka di sembarang tempat,".
Sultan yang tewas karena kehabisan darah setelah diterjang timah panas polisi, telah dikebumikan. Proses pemakaman berlangsung di Taman Pemakaman Umum Sodong, Tigaraksa, Tangerang, Banten.
Sedangkan rumahnya di bilangan Sepatan, Tangerang, masih tampak kosong. Bahkan menjelang malam, lampu depan teras rumah belum menyala. Hanya ada beberapa jemuran di depan rumah.
Menurut seorang polisi dari Polres Metro Tangerang, saat ini tidak sembarang orang bisa masuk ke bangunan bercat kuning itu.
"Masih ada garis polisi di dalam," katanya. Dia menggambarkan, garis polisi masih menempel di pintu kamar Sultan yang terletak di lantai atas.
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menduga Sultan Aziansyah, pelaku penusukan tiga anak buahnya di Tangerang pada Kamis (20/10/2016), terkait organisasi radikal ISIS.
Menurut Tito, hubungan Sultan dan kelompok teroris itu terjadi melalui dunia maya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.