Jokowi: Banyak yang Pintar-pintar Tapi Senangnya Lakukan Pungli
Presiden Joko Widodo menyinggung soal pungutan liar yang menurutnya penyakit yang telah lama dibiarkan.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CILEGON - Saat bersilaturahim dengan pengurus besar Al-Khairiyah di Kampus Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Presiden Joko Widodo menyinggung soal pungutan liar yang menurutnya penyakit yang telah lama dibiarkan.
"Banyak yang pintar-pintar, tapi senangnya mungli (melakukan pungutan liar). Ini yang menjadi penyakit bangsa kita," ujar Presiden, Sabtu (22/10/2016).
Presiden Jokowi mengatakan, integritas dan kejujuran merupakan salah satu dari sekian banyak nilai-nilai yang menurut Presiden perlu dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Baca: Margarito: Pungli Disikat, Kontribusi Tambahan dalam Proyek Reklamasi Dibiarkan
Baca: Tarik Pungli dari Ratusan Siswa, Kepala Sekolah di Sulut Dinonaktifkan
Presiden Jokowi menilai pungli menjadi perhatian khusus pemerintah belakangan ini.
Presiden Jokowi merasa dirinya perlu untuk turun tangan langsung, apalagi Indonesia kini sedang berusaha agar mampu menjadi negara yang ramah investasi.
"Dari survei kemudahan berinvestasi, Indonesia ada di nomor 109. Singapura di nomor satu, Malaysia nomor 18, Thailand nomor 49. Jangan ditepukin, ada yang mau tepuk tangan. Inilah persoalan besar kita," kata Presiden Jokowi.
Oleh karenanya, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia yang cerdas, tapi juga yang memiliki integritas dan kejujuran untuk bersama mengelola negara Indonesia ini.
Jokowi pun sempat bercerita tentang pengalamannya yang pernah dihadapinya saat mengurus perizinan berpuluh tahun lampau yang mungkin masih bisa ditemui hingga kini.
"Tahun 87-88, mau urus izin berbelit-belit dan diminta ini itu di setiap meja. Pasti diminta rupiah tertentu. Inilah yang harus kita selesaikan kalau kita ingin peringkat kita naik. Oleh sebab itu dibutuhkan SDM yang memiliki integritas," kata Presiden Jokowi.