Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Hakim Sebut Tangisan Jessica Saat Bacakan Pledoi Cuma Sandiwara

"Hal itu terbukti tidak tampak air tangisan apalagi saat itu tidak ada tisu atau apapun untuk menghapus air matanya," ucap Binsar.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Alasan Hakim Sebut Tangisan Jessica Saat Bacakan Pledoi Cuma Sandiwara
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Terdakwa Jessica Kumala Wongso, hadir dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (20/10/2016). Dalam sidang yang beragendakan duplik dari terdakwa itu, Jessica akan membacakan sendiri pembelaannya. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hakim Binsar Gultom mengomentari tangisan Jessica Kumala Wongso saat membacakan pleidoi atau nota pembelaan dalam persidangan beberapa waktu lalu. Majelis hakim menilai Jessica hanya bersandiwara.

"Majelis hakim menilai itu tidak tulus, hanya sandiwara sebab selama terdakwa terisak pembacaan pleidoi, tidak sedikit pun terdakwa meneteskan air mata," ujar Binsar membacakan surat putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2016).

Majelis hakim mempertanyakan penggunaan kacamata oleh Jessica saat pembacaan pleidoi. Saat itu tidak ada tisu atau apapun yang digunakan untuk menghapus air mata Jessica.

"Hal itu terbukti tidak tampak air tangisan apalagi saat itu tidak ada tisu atau apapun untuk menghapus air matanya," ucap Binsar.

Oleh karena itu, majelis hakim menolak pembelaan Jessica.

Dalam kasus ini, Mirna meninggal seusai meminum es kopi vietnam yang dipesan Jessica di Kafe Olivier pada 6 Januari 2016.

Jaksa menuntut Jessica dengan 20 tahun hukuman penjara. Jessica dinilai telah melanggar Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Berita Rekomendasi

Pada keputusannya, Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis hukuman 20 tahun penjara kepada terdakwa kasus kematian Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, Kamis (27/10/2016) sore.

Jessica dianggap bersalah dan memenuhi unsur dalam Pasal 340 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Pembunuhan Berencana.

Nursita Sari/Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas