Kapolri: Hari Ini Semua Mata Tertuju ke Sidang Jessica, Itu Semua karena Peran Media
Jenderal Pol Tito Karnavian menganggap media massa berpengaruh besar untuk mempengaruhi persepsi publik.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Kapolri: Hari Ini Semua Mata Tertuju ke Sidang Jessica, Itu Semua karena Peran Media](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kapolri-jenderal-polisi-tito-karnavian_20161005_150828.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavianmenganggap media massa berpengaruh besar untuk mempengaruhi persepsi publik.
Ia mencontohkan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso. Siang ini, hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat akan membacakan putusan atas perkara tersebut.
"Hari ini semua mata akan memandang satu kasus saja, yaitu Jessica. Itu karena media menyorotnya setiap hari, dari awal," ujar Tito di hadapan Kepala Bidang Humas kepolisian se-Indonesia di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Kamis (27/10/2016).
"Akan beda pandangan jika media tidak pernah liput sebelumnya, tiba-tiba dibacakan vonis," kata dia.
Hal tersebut menandakan bahwa media sudah melekat kuat dengan keseharian masyarakat.
Media, kata Tito, mampu menggiring opini publik, baik itu positif maupun negatif tergantung kepentingan media tersebut.
Kekuatan media itulah yang ingin dimanfaatkan Tito untuk mengangkat citra Polri di mata masyarakat. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya humas kepolisian membina hubungan baik dengan media.
"Dengan media, kami punya potensi luar biasa untuk membangun persepsi publik yang positif, dapat mengambil peran untuk menjaga stabilitas kamtibnas," kata Tito.
Tito mengatakan, Polri memiliki banyak kasus yang menarik untuk disorot. Lagi-lagi, ia mencontohkan kasus Jessica yang menyedot perhatian mulai tahap penyelidikan hingga persidangan.
"Kasus Jessica sudah lebih menarik dari kasus migas, kelangkaan minyak atau keberhasilan pemerintah membangun infrastruktur. Banyak isu yang ditangani polisi bisa jadi isu besar," kata Tito.
Misalnya, kata dia, dalam kasus penyanderaan di Pondok Indah, beberapa media menyorot detik-detik penyelamatan sandera secara langsung.
Dalam tayangan tersebut, muncul persepsi publik bahwa polisi cekatan dan profesional dalam menangani perkara. Tito mengatakan, tayangan tersebut dapat menutup sisi negatif ribuan polisi lain yang tak terekspos.
"Sebaliknya, pengungkapan kasus narkotik, teroris, jarang terekspos di masyarakat karena tertutup dengan video polisi terima pungli yang menjadi viral. Langsung persepsi publik muncul, polisi masih banyak pungli," kata Tito.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.