Khawatir Ditunggangi, Ketua Umum PBNU Melarang Elemen NU Ikut Demo 4 November
Said Aqil Siradj mengaku khawatir aksi unjuk rasa 4 November 2016 ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - KETUA UMUM Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siradj mengaku khawatir aksi unjuk rasa 4 November 2016 ditunggangi pihak yang tidak bertanggung jawab.
Aksi unjuk rasa tersebut merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya tanggal 14 Oktober 2016.
"Yang saya khawatirkan ditunggangi pihak ketiga yang kepentingannya lebih besar daripada sekedar kepentingan Pilgub," kata Said di kantor PBNU.
Menurut dia, kekhawatiran tersebut bukan hanya persoalan pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saja yang diduga menghina umat Islam lewat pernyataannya tentang surat Al Maidah ayat 51.
Namun, jauh lebih besar agendanya seperti upaya makar terhadap pemerintahan saat ini.
"Curiga khawatir boleh mas,kalau demo itu targetnya bukan hanya masalah Pilgub tapi jauh lebih besar dari itu. Nanti bisa seperti Syria, Irak, Afghanistan. Na'udzubillah kan, jangan sampai," ujarnya.
Maka dari itu, Said melarang elemen Nahdlatul Ulama untuk ikut turun demo dengan membawa atribut NU pada 4 November 2016.
Ditegaskannya, apabila ada yang ingin ikut unjuk rasa maka jangan membawa atribut NU.
"Tidak ada (ikut demo), saya larang," katanya.
Ia mengatakan aksi unjuk rasa pekan depan yang mengatasnamakan 'Aksi Bela Islam II' bisa mengancam stabilitas nasional jika menimbulkan kerusuhan atau kerusakan. Padahal hal tersebut sudah jelas dilarang agama.
"Kalau demonya bermartabat, damai saja ya itu merupakan dinamika negara berdemokrasi dan tidak dilarang," katanya.
"Tapi kalau demonya sampai menimbulkan kerusakan, itu yang tidak boleh dan agama melarang," tambah dia.(Tribunnews/wly)