Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahok Membebani Jokowi

Agenda Jokowi menjalankan roda pemerintahan bukan hanya di Jakarta tetapi seluruh wilayah lainnya di Indonesia

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ahok Membebani Jokowi
youtube

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Guru Besar Universitas Pertahanan Salim Said melihat Presiden Joko Widodo sudah lelah dibebani oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sehingga menyerahkan penerimaan pihak demonstrasi 4 November kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kesan saya, tekanan kepada Jokowi gara-gara Ahok begitu kuat, sehingga Jokowi sudah cape (lelah) membela Ahok," ujar Salim, Sabtu (5/11).

Pemeriksaan Ahok terkait dugaan penistaan agama akan dilakukan dalam waktu dua minggu, kata Salim, penyataan itu bukan keluar dari Jokowi melainkan Jusuf Kalla didampingi pejabat-pejabat pemerintahan.
"Sebagai orang yang mempelajari politik, Jokowi ini melepas tangan atau kata lain cuci tangan. Ini nasi kamu (Ahok), kamu terlalu banyak mintanya, saya (Jokowi) capek," ujar Salim.

Menurut Salim, agenda Jokowi menjalankan roda pemerintahan bukan hanya di Jakarta tetapi seluruh wilayah lainnya di Indonesia, bahkan program yang berjalan di Ibukota saat ini merupakan ide Jokowi. "Apa yang dikerjakan Ahok itu ide Jokowi, Ahok banyak musuh jadi cape Jokowi. Ahok itu baik cuman mulutnya aja," ucap Salim.

Presiden Joko Widodo meminta masyarakat tetap tenang merespons situasi yang terjadi pasca demo 4 November. Jokowi memastikan bahwa aparat keamanan telah bekerja untuk menjaga situasi tetap kondusif. "Saya apresiasi kerja kerat aparat keamanan yang melakukan pendekatan persuasif dalam menjaga situasi sehingga tetap kondusif, tetap tenang, dan jaga lingkungan masing-masing sehingga situasi tetap aman dan damai," kata Jokowi.

Ia juga meminta para pengunjuk rasa untuk kembali ke daerah dan rumahnya masing-masing dengan tertib. Jokowi mengatakan, terkait tuntutan para pengunjuk rasa, penegak hukum akan bekerja untuk memproses hukum Basuki Tjahaja Purnama secara tegas, tepat, dan transparan.
"Biarkan aparat keamanan bekerja menyelesaikan proses penegakan hukum seadil-adilnya," ujar dia.

Di awal pernyataannya, Jokowi menyesalkan terjadinya kerusuhan sebagai rentetan dari penyelenggaraan aksi demo 4 November. Awalnya, Jokowi mengapresiasi unjuk rasa yang berlangsung damai hingga batas akhir penyelenggaraan aksi, Jumat petang. "Kita menghargai proses penyampaian aspirasi melalui unjuk rasa yang dilakukan pada hari ini dengan cara-cara yang merdeka, damai," kata Jokowi.

Berita Rekomendasi

"Terima kasih kami sampaikan kepada para ulama, kiai, habib, ustad, ang telah memimpun umatnya yang menyejukkan sehingga sampai Maghrib berjalan dengan merdeka, damai," lanjut dia.

Akan tetapi, Jokowi menyesalkan kejadian yang terjadi setelah itu. "Tapi, kita menyesalkan kejadian bada Isya yang seharusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh dan ini kita lihat telah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi.

Kemarin, Ahok yang tak lain calon Gubernur DKI Jakarta batal melaksanakan aktivitasnya. Sedianya, akan mengikuti rangkaian acara ulang tahun Partai Golkar di Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, Sabtu pagi kemarin. Namun, Ahok beraktivitas di kediamannya di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara. "Tidak ikut (acara Golkar). Agenda siang. Sorry, masih olahraga," kata Ahok melalui pesan WhatsApp kepada pewart.

Sebelumnya, anggota tim pemenangan Ahok dari Partai Golkar, Afriadi Rosdi, mengatakan bahwa Ahok akan ikut serta. Namun, seusai kericuhan pascaunjuk rasa pada Jumat (4/11/2016) malam, Afriadi tak bisa memastikan apakah Ahok akan ikut.

Sementara itu, di kompleks perumahan Ahok, aparat keamanan dari Brimob dan Marinir bersiaga di pos keamanan setempat. Mereka berangsur-angsur pergi meninggalkan pos keamanan dengan satu kendaraan baracuda milik Brimob.

Kehilangan Pemilih
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hermawan Sulistyo memprediksi, unjuk rasa 4 November bakal berpengaruh pada pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta. Terutama terkait elektabilitas pasangan calon kepala daerah. Unjuk rasa menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diproses hukum terkait dugaan penistaan agama.

Hermawan berpendapat, Ahok akan kehilangan pemilihnya akibat pernyataan yang terlontar saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu itu. Terlebih, penggunaan isu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) marak terjadi. "Dia (Ahok) kehilangan sebagian voters," kata Hermawan.

Lebih lanjut, Hermawan menduga Ahok akan mengalami kekalahan pada pemilihan suara Februari 2017 mendatang. Kata dia, elektabilitas Ahok akan semakin turun. Hermawan menyebut Agus Harimurti Yudhyono paling berpeluang untuk mengalahkan Ahok. "Kalau Agus bisa tampil mengisi yang kosong dari Ahok, dengan santun, orang larinya ke Agus," ucap Hermawan. (tribun/nic/kompas.com/theresia felisiani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas