Mahaguru Abah Nogososro Hanya Punya Sepeda Butut
Sebagian dari mereka menyewa kamar kontrakan. Hanya tiga mahaguru abal-abal yang tinggal di rumah milik sendiri.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
![Mahaguru Abah Nogososro Hanya Punya Sepeda Butut](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tujuh-mahaguru-bentukan-dimas-kanjeng_20161108_024306.jpg)
TRIBUNNEWS.COM -- SEBAGIAN besar dari tujuh mahaguru abal-abal yang direkrut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, tersangka penipuan berkedok pengadaan uang, ternyata bertempat tinggal di lokasi berdekatan, Kelurahan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sebagian dari mereka menyewa kamar kontrakan. Hanya tiga mahaguru abal-abal yang tinggal di rumah milik sendiri. Karmawi selaku perekrut mahaguru tersebut hidup bersama istri dan anaknya di kamar kos.
Murjang alias Abah Nogososro tinggal di rumah pribadi RT 004, RW 008. Rumah Murjang terlihat sederhana. Luas bangunan hanya sekitar 8x12 meter persegi.
Dinding bangunan tanpa plester semen. Bagian depan rumah terdapat dua kandang ayam berukuran 1x1 meter persegi. Rumah tersebut hanya beratap asbes dan genteng yang tampak berlumut.
Tak tampak sepeda motor maupun mobil di rumah tersebut. Melongkok ke ruang tengah, hanya terdapat lemari kusam. Tak tampak televisi. Bagian dinding dalam rumahnya pun terlihat kusam dan hanya diterangi oleh lampu temaram.
Putri pertama Murjang, Nur (27) menuturkan, tak ada harta benda atau barang mewah di dalam rumah kendati ayahnya telah didapuk menjadi mahaguru Dimas Kanjeng sejak awal tahun.
"Nggak ada perubahan apa-apa. Nggak dapat sembako. Kalau makan atau biaya hidup dari penghasilan ibuku kuli cuci dan suamiku yang fotografer studio," kata Nur., ketika ditemui Selasa (8/11/2016). Menurutnya, harta sang ayah hanya sepeda tua yang teronggok di belakang rumah.
Nur menceritakan, ayahnya diajak bergabung mengikuti pengajian di Jawa Timur oleh tetangganya bernama Karmawi, sejak enam bulan lalu. Sebelum itu Murjang tak mempunyai pekerjaan tetap dan lebih sering menanggur.
"Sebelumnya Bapak nganggur. Kadang saja ada kerjaan serabutan seperti kalau ada yang minta pasang listrik atau kuli bangunan. Kalau nggak ada kerjaan seringnya nongkrong di warung kopi depan rumah Pak Sadeli dan Karmawi, nonton televisi atau mengajak main anakku," ujar Nur.
Ia menceritakan, ayahnya beberapa kali pergi bersama Karmawi, Sadeli, Atjep dan Abdul Karim ke luar kota. Namun, sang ayah tidak pernah mau menceritakan tujuan dan keperluan kepergian bersama teman-temannya itu.
"Kalau sehari-hari mereka nggak pernah kumpul. Cuma kadang saja ngobrol berdua seperti Bapak dengan Pak Sadeli. Ngumpulnya pas bareng berangkat pagi ke luar kota saja," ujarnya.
Orang-orang yang direkrut menjadi mahaguru abal-abal itu ada yang masih punya hubungan saudara. "Pak Sadeli sepupu sama bapakku. Kalau sama Karmawi kenal saja, bukan saudara. Kalau yang lainnya cuma teman, tetangga di sini," sambungnya.
Sudah lama tak kerja
Sedang Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung (77) sudah sejak 10 tahun lalu tidak lagi bekerja. Darho (51), menantu Abdul Karim, mengatakan Abdul Karim punya 10 anak, lebih dari 30 cucu, dan belasan cicit. "Bapak lebih banyak nganggur. Pas muda sempat jadi hansip. Paling terakhir pelihara ayam, ular dan monyet," ujar Dahro.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.