Disindir Muhaimin, Jokowi: Saya Kalau Sudah Disinggung Saya Juga Punya Perasaan
Saat itu, Presiden Jokowi tengah membahas mengenai infrastruktur batin dan mengemukakannya di hadapan ribuan peserta yang hadir.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di penghujung sambutan pada acara Silatnas Ulama, Presiden Joko Widodo merasa dirinya disindir oleh pantun yang disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
"Jadi kalau disinggung-singgung ya saya jawab apa adanya memang belum. Tadi kan tanya kapan senangnya? Saya kalo sudah disinggung saya juga punya perasaan," ujar Presiden Jokowi pada acara yang digelar di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (12/11/2016).
"Ya nanti kita bicara berdua saja lah, tidak usah diungkap di sini, nanti ribuan jemaah jadi tahu," ucap Presiden Jokowi disambung tawa ribuan jemaat.
Baca: Presiden Jokowi Hadiri Silatnas Ulama Rakyat PKB di Ancol
Baca: Diduga Lakukan Penghasutan, Fahri Hamzah Dilaporkan ke Polisi
Baca: Fadli Zon Minta Jokowi Meralat Ucapan Soal Aktor Politik Tunggangi Demo
Saat itu, Presiden Jokowi tengah membahas mengenai infrastruktur batin dan mengemukakannya di hadapan ribuan peserta yang hadir.
Presiden Jokowi mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang telah mengawali pembentukan infrastruktur batin, misalnya melalui program Nusantara Mengaji.
"Tapi kalau sudah masuk ke infrastruktur batin, bisik-bisiknya dengan Cak Imin. Sekarang belum," ucap Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Muhaimin Iskandar di ujung pidatonya menyampaikan dua pantun.
"Pantun yang kedua, berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian. Bersakit-sakit dahulu, senangnya kapan?" kata Muhaimin.
Aktor Politik
Terpisah, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon masih menunggu penjelasan Presiden Joko Widodo soal ucapan ada aktor politik yang menunggangi demo sejumlah ormas islam terkait dugaan penistaan agama Jumat 4 November 2016.
Menurutnya, sudah delapan hari sejak Presiden Jokowi menuturkan kata-kata tersebut, namun belum ada penjelasan.
Politikus Partai Gerindra ini meminta agar Jokowi meralat ucapannya tersebut agar tidak menyebabkan kesalahpahaman.
"Ini sudah delapan hari. Namun, hingga kini belum disebut siapa aktor intelektual yang tunggangi demo. Tolong disebut siapa aktornya. Atau menurut saya, diralat saja, bahwa tidak ada, atau salah ngomonglah. Agar tidak menimbulkan tanda tanya, dan saling curiga," kata Fadli kepada wartawan di Hotel Kartika Chandra, Sabtu (12/11/2016).
Fadli menilai, perkataan Jokowi hanya pengalihan isu, Fadli tidak menampik hal tersebut.
Dia menjelaskan, sebenarnya yang jadi pokok masalah adalah soal penistaan agama.
Maka masalah itulah yang harus diselesaikan.
"Sumber dari masalah adalah saudara Basuki Tjahaja Purnama yang melakukan penistaan agama. Kalau ini selesai, semua masalah selesai. Kalau ini tidak selesai maka akan timbul masalah yang baru," kata Fadli.