Teror Bom Samarinda, Komisi VIII Minta Aparat Lebih Waspada Jaga Keamanan
Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid meminta aparat menindak tegas pelaku bom Samarinda.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid meminta aparat menindak tegas pelaku bom Samarinda.
Sodik mengingatkan upaya mengadu domba dan memecah belah umat beragama terus berlangsung.
"Karena itu aparat keamanan dan pemerintah harus ekstra waspada melakukan pengamanan dan juga melakukan yang terbaik untuk membina kerukunan," kata Sodik melalui pesan singkat, Senin (14/11/2016).
Sodik juga mendengar demonstrasi yang rencananya digelar pada 25 November 2016 rawan disusupi pihak yang akan mengadu domba.
Oleh karenanya, Politikus Gerindra itu meminta aparat terkait melakukan pendekatan keamanan, pembinaan dan penegakan hukum yang berkeadilan.
Caranya, kata Sodik dengan kegiatan intelijen untuk pencegahan. "Kemudian terus dibina kegiatan dan kesadaran hukum," kata Sodik.
Sebelumnya, Tim Gegana Polda Kalimantan Timur dan Polresta Samarinda mengidentifikasi ledakan diduga bom di Gereja Oikumene RT 003 Nomor 32 Jalan Cipto Mangun Kusumo, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, pada Minggu (13/11/2016) sekitar pukul 10.00 WITA.
Berdasarkan identifikasi awal, aparat kepolisian mendapatkan informasi ledakan dari bom molotov berjenis low explosive.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Agus Rianto mengatakan, penyidik mendalami apa motif pelaku menyerang gereja. Apakah terlibat di jaringan teroris, itu masih terus didalami.
"Selain mengamankan lokasi, anggota di lokasi juga mengamankan rumah pelaku. Barang bukti sisa yang ada juga dibawa petugas," ujar Agus, kepada wartawan, Minggu (13/11/2016).
Dari informasi yang didapat, total korban ada empat orang. Korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Muis, Samarinda untuk mendapat penanganan medis.
"Satu diantaranya adalah balita," kata Agus.