Ratusan Mahasiswa Ini Mencoba Membuat Batik Majapahit, Begini Suasananya
"Saya baru pertama kali membatik. Saya berharap setelah acara ini saya bisa belajar lebih jauh."
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Ratusan mahasiswa dari sejumlah kampus di Indonesia penerima beasiswa Djarum 2016-2017 mengikuti kegiatan Membatik Bersama Beswan Djarum, di GOR Jati PB Djarum Kudus.
Mereka tengah belajar membuat Batik Majapahit.
Pembina Batik Kudus Miranti Serad yang mendampingi beswan di acara bertajuk Gema Bumi Palapa ini m menjelaskan, dipilihnya Batik Majapahit untuk memberikan makna dan hakikat kebangsaan dan kebhinekaan.
"Motif yang dibuat Gapura Bajang Ratu dan Surya Majapahit. Kami berharap mahasiswa bisa mewarisi nilai-nilai kebudayaan dan bangga terhadap warisan leluhur. Kami juga berharap mereka mau menjadi pelaku budaya dengan semangat personal social responsibility dimanapun mereka berkarya segala kearifan lokalnya," ujar Miranti Serad dalam keterangan persnya kepada Tribunnews.com, Selasa (15/11/2016).
Menurut Miranti menjelaskan, kegiatan yang mengangkat kebudayaan Indonesia ini setiap tahun berganti tema dengan mengambil corak ragam budaya di tanah air.
Kegiatan ini sudah menginjak tahun ke-5. Sebelumnya, membatik Papua, Kalimantan, Bali, pesona Ambon Manise, dan sekarang Majapahit.
Membatik Bersama Beswan Djarum dibuka dengan tarian prajurit Majapahit dan tarian sumpah palapa.
Hal ini dimaksudkan agar generasi muda mewarisi jiwa pemberani dan tidak mudah dipecah belah, tidak mudah menyerah guna membangun Indonesia yang digdaya yang dibutuhkan dalam kondisi bangsa saat ini.
Di acara membatik, beswan disediakan canting, gawangan, wajan, kompor dan sejumlah peralatan lainnya.
Selain didampingi siswa siswi SMK Raden Umar Said, mereka juga mendapat bimbingan dari Mira.
Mira menjelaskan, jumlah beswan yang mengikuti acara membatik sebanyak 525 mahasiswa.
"Mereka merupakan mahasiswa terpilih dari setiap kampus yang ada di 88 Universitas seluruh Indonesia," jelasnya.
Acara ini merupakan agenda tahunan yang selalu digelar. Setiap tahun pihaknya memilih tema dan batik yang berbeda, namun tetap dalam semangat kebudayaan, kebangsaan dan kebhinekaan.
Adalah Yotin Pahabol (20), satu di antara ratusan beswan yang mengikuti acara membatik itu, mengaku sangat senang bisa mengikuti acara tersebut.