FPI Bhinneka: Intan Marbun Korban Kejahatan Manusia Penolak Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Front Pembela Indonesia Bhinneka bersungkawa atas wafatnya Intan Marbun, bocah dua tahun korban ledakan bom di Gereja Oikumene.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Front Pembela Indonesia Bhinneka bersungkawa atas wafatnya Intan Marbun, bocah dua tahun korban ledakan bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11/2016).
"Intan Marbun adalah korban kejahatan kemanusiaan dari pihak yang tidak menginginkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika menjadi pondasi kebangsaan. Kelompok ini antikeragaman," ujar Koordinator FPI Bhinneka, Rony Talapessy, dalam keterangannya yang diterima Tribun, Selasa (15/11/2016).
FPI Bhinneka menilai Intan salah satu dari sekin banyak Intan Indonesia yang membuat Indonesia menjadi berkilau dan bercahaya di mata dunia.
"Satu per satu Intan Indonesia berupaya untuk direnggut dan dipadamkan. Kematian Intan Marbun adalah juga berarti hilangnya satu kilau dari Indonesia merdeka," tegas Rony.
Pelempar bom molotov di muka Gereja Oikumene terdeteksi sebagai pelaku teror bom buku yang sudah menghabiskan masa tahanan di Lapas Tangerang, Banten.
FPI Bhinneka menyiagakan bersama jaringan di 17 provinsi bersama dengan kelompok lainnya untuk setia menjaga Bhinneka Tunggal Ika.
"Hanya dengan itu Indonesia bisa kita hindarkan dari keretakan," jelas dia sambil menegaskan Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila adalah hal yang tidak bisa diganggu gugat.
"Intan Indonesia akan redup dan kehilangan sinar jika kita terus menerus menebar kebencian. Jika kita tidak bisa menerima perbedaan sebagai takdir Tuhan, maka tamatlah Bangsa ini. FPI Bhinneka tidak ingin itu terjadi," sambung Rony.
Menyikapi adanya wacana pelengseran presiden, FPI Bhinneka setia kepada mandat yang diberikan rakyat kepada Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.