Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jangan Jadikan Medsos Alat untuk 'Bullying'

Banyak informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya berseliweran di media sosial

zoom-in Jangan Jadikan Medsos Alat untuk 'Bullying'
news.softpedia.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial belakangan ini menjadi sorotan menyusul aksi demo 4 November 2016.

Banyak info yang belum bisa dipastikan kebenarannya berseliweran di media sosial.

Ketua Remaja Islam Masjid Cut Meutia Soekarno Hatta menyayangkan hal tersebut.

Semestinya kata dia media sosial dipergunakan untuk merajut kerukunan antar umat beragama.

"Jadi medsos itu jangan dijadikan alat membully. Akan lebih indah jika media sosial menjadi alat untuk merajut kerukunan umat beragama," katanya di Jakarta, Senin(21/11/2016).

Menurut Soekarno, kerukunan umat beragama sebaiknya terus dijaga.

Karena, kerukunan umat sudah menjadi harga mati dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berita Rekomendasi

"Bhinneka Tunggal Ika sudah jelas mengatur hidup soal toleransi beragama. Walau kita berbeda agama, suku hingga warna kulit tapi tetap satu," tegas Soekarno.

Dia pun meminta kepada semua pihak khususnya anak muda agar menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan ummat beragama.

"Anak muda adalah motor dalam perubahan. Jangan sampai rasa toleransi yang selama ini terjaga terkoyak," ujarnya.

Soekarno juga mendesak agar penegakan hukum dikedepankan dan menjadi panglima dalam kehidupan bernegara.

"Penegakan hukum harus tegak berdiri demi keadilan. Saya yakin kita semua sepakat kalau hukum harus ditegakkan," tukasnya.


Soekarno melanjutkan, di era teknologi digital di mana semua pihak meluapkan pendapatnya lewat media sosial juga harus saling menghormati.

Soekarno prihatin dengan tensi politik yang makin tinggi menjelang pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.

"Jangan hanya gara-gara pilkada kerukunan umat beragama jadi terkoyak," ujarnya.

Ia tidak bisa membayangkan jika kerukunan hancur berkeping-keping tentunya butuh waktu belasan atau puluhan tahun lagi untuk merajutnya.

"Jakarta sebagai barometer dan miniatur Indonesia, bisa anda bayangkan jika gejolak itu didiamkan hingga akhirnya menghancurkan kerukunan antar umat beragama," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas