Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kabais TNI: Ancaman Pihak Asing Hambat Kemajuan Bangsa

"Perang Proxy musuh tidak terlihat dan mengendalikan dari jauh yang selalu menyamarkan kegiatannya melalui jaring-jaring yang sudah terbentuk,"

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Kabais TNI: Ancaman Pihak Asing Hambat Kemajuan Bangsa
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
ilustrasi. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Intelejen Strategis (Kabais) TNI Mayjen TNI Hartomo mengatakan, ancaman dari pihak asing melalui Proxy War telah berlangsung dengan menggunakan pihak ketiga.

Tujuannya untuk memecah belah dan menghancurkan bangsa Indonesia.

"Perang Proxy musuh tidak terlihat dan mengendalikan dari jauh yang selalu menyamarkan kegiatannya melalui jaring-jaring yang sudah terbentuk," kata Hartomo dalam keterangan yang diterima, Rabu (23/11/2016).

Menurutnya, situasi perkembangan lingkungan strategis akibat pengaruh globalisasi yang berjalan cepat, menyebabkan terjadinya interpendensi antar Negara.

"Hal ini akan menimbulkan dampak bersifat multidimensional yang mempengaruhi kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta geopolitik dan geostrategi global," katanya.

Lebih lanjut Kabais TNI menjelaskan bahwa, potensi dan posisi strategis yang dimiliki Indonesia menjadi perhatian dunia.

Berita Rekomendasi

Ditambah dengan potensi bangsa yang berasal dari sumber kekayaan alamnya yang melimpah didukung jumlah penduduk yang besar.

"Ada kemungkinan Indonesia akan menjadi negara besar dan maju, namun hal ini menjadi kekhawatiran bagi negara lain, karena akan dapat mengganggu kepentingan nasional negara adidaya," katanya.

Dikatakan dia, melalui penguasaan sumber daya alam diseluruh wilayah dengan menciptakan gerakan separatis dan radikal, pihak asing memainkan peran untuk menghambat kemajuan bangsa Indonesia.

Kabais TNI Mayjen TNI Hartomo juga menjelaskan bahwa kemampuan manajemen dan analisa memerlukan kolaborasi dengan para ahli serta analis dari bidang lain.

"Kita hidup di dunia yang berkembang pesat dalam sektor kehidupan, sehingga diskusi dan kerja sama dengan banyak pakar diperlukan untuk menghasilkan informasi dan ide-ide baru yang tidak kita dapatkan dilingkungan sendiri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas