Gus Mus Minta PT Adhi Karya Tidak Memecat Pandu Wijaya
Gus Mus meminta langsung kepada Komisaris PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman, agar Pandu tidak dipecat.
Penulis: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hinaan netizen bernama Pandu Wijaya terhadap Kiai Haji Ahmad Mustofa Bisri berbuntut panjang.
Gara-gara hinaannya di jejaring sosial Twitter tersebut, Pandu terancam diputus kontrak oleh perusahaan tempatnya bekerja, PT Adhi Karya.
Kendati demikian, melalui akun Facebook miliknya, kiai yang karib disapa Gus Mus tersebut minta Pandu agar tidak dipecat.
Tak hanya itu, lewat statusnya di Facebook pada Jumat (25/11/2016), Gus Mus juga memaafkan Pandu atas hinaan yang ditujukan kepadanya.
Tidak tanggung-tanggung, Gus Mus meminta langsung kepada Komisaris PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman, agar Pandu tidak dipecat.
Begini bunyi status Facebook Gus Mus:
Saudara Fadjroel Rachman dan Adhi Karya BUMN dengan sungguh-sungguh memintakan maaf atas ucapan salah satu karyawannya.
Maka dengan sungguh-sungguh saya menjawab:
Tidak ada yg perlu dimaafkan, Mas Fadjroel.
Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum.
Maklum masih muda.
Saya mohon jangan sampai si karyawan dipecat, sebagaimana usul sementara orang.
Hingga berita ini disusun status Gus Mus di Facebook telah dibagikan oleh 3.888 netizen dan menghimpun 916 komentar.
Kicauan Gus Mus yang dihina Pandu
Cuitan Kiai Haji Mustofa Bisri melalui akun jejaring Twitter @gusmusmu dihina seorang netizen.
Netizen bernama Pandu Wijaya melontarkan kata makian yang tidak pantas kepada pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuh Tholibin, Rembang, itu.
Adapun kicauan pria yang karib disapa Gus Mus itu terkait pelaksanaan salat Jumat yang bakal digelar di jalan raya di Jakarta.
Berikut cuitan Gus Mus:
1. Aku dengar kabar di ibu kota akan ada Jum'atan di jalan raya. Mudah2an tidak benar.
2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.
3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi’iin pernah melakukannya atau membolehkannya?
4. Kalau benar, apakah salat TAHIYYATAL MASJID diganti salat TAHIYYATAT THÃRIQ atau TAHIYYATASY SYÃRI’?
5. Kalau kabar itu benar, kepada saudara2ku muslim yg percaya bahwa aku tdk punya kepentingan politik apa pun, kuhimbau untuk memikirkan hal
6. ini dg pikiran jernih. Setelah itu silakan anda bebas utk melakukan pilihan anda. Aku hanya merasa bertanggungjawab mengasihi saudaraku.
7. In uriidu illal ishlãha mãs tatha’tu wamã taufiiqii illa biLlãhil ‘Aliyyil ‘Azhiim…
Nah, saat Gus Mus menyampaikan cuitan nomor 2 tersebut, akun @panduwijaya_ menimpali demikian:
@gusmusgusmu Dulu gk ada aspal gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasulullah hijarh ke madinah. Bid'ah Ndasmu!
Akibat perbuatannya itu, netizen pemilik akun @panduwijaya_ itu langsung dikecam banyak orang, khususnya warga NU (Nahdlatul Ulama).
Mereka menganggap, cuitan Pandu Wijaya tersebut sangat tidak sopan dan jauh dari adab.
Hal ini mengingat sosok Gus Mus sangat dihormati banyak orang karena ilmu dan kharismanya.
Sontak kata-kata kasar tersebut langsung mendapat respon banyak pengguna Twitter lainnya.
Mereka mengecam keras karena di dalamnya terdapat kata-kata kasar: Bid'ah Ndasmu!
Sejak mendapat kecaman yang sangat luas, cuitan @panduwijaya_ tersebut langsung dihapus.
Namun penghapusan itu tidak berpengaruh apa-apa karena respon keras dari netizen sudah menjalar ke mana-mana.
Sosoknya tetap dicari, terutama di dunia maya.
Pencarian tidak hanya berlangsung di dunia maya.
Seperti dikutip dari akun Facebook Johan Wahyudi, anggota Banser DKI Jakarta juga mendatangi PT Adhi Karya untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut.
PT Adhi Karya sendiri diketahui adalah tempat Pandu Wijaya bekerja.
Dari pertemuan antara Banser DKI Jakarta dengan pejabat PT Adi Karya itu, muncul kesepakatan, pemilik akun Pandu Wijaya akan meminta maaf secara langsung.
Meski belum minta maaf secara langsung, Pandu sempat menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Jawa kepada Gus Mus melalui Twitter.
“Nyuwun pangapunten atas kesalahan dalem, mugi2 @gusmugusmu lan santriniun maringi ngapunten”.
Begini ucapan tersebut jika diartikan ke bahasa Indonesia, "Mohon maaf atas kesalahan saya, semoga Gus Mus dan santrinya memaafkan saya."
Selain itu, Pandu Wijaya juga mengunci akun Twitter tersebut, sehingga tidak bisa dilihat oleh publik--kecuali pengikutnya.
Hal ini terjadi saat TRIBUNNEWS hendak melihat linimasa Pandu di akun Twitter tersebut.