Ida Laksmiwati Khawatir Antasari Terlibat KKN Jika Jadi Gubernur Sumsel
Ida menolak jika Antasari maju sebagai Cagub Sumsel. Sebab, ia mengetahui betul suaminya itu juga mempunyai banyak keluarga dan kerabat di Sumsel.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ida Laksmiwati tak tersenyum, apalagi tawa bahagia saat diminta tanggapan tentang rencana sejumlah pihak yang menginginkan suaminya, Antasari Azhar, menjadi calon Gubernur Sumatera Selatan pada Pilkada 2018.
Ia menolak jika Antasari maju sebagai Cagub Sumsel. Sebab, ia mengetahui betul suaminya yang lahir di Pangkalpinang itu juga mempunyai banyak keluarga dan kerabat di Sumsel.
Ia khawatir terjadi praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) jika suaminya terpilih menjadi Gubernur Sumsel.
"Kalau soal diminta jadi cagub Sumsel, dari pihak saya sebagai istri menolak. Saya enggak ingin. Karena menurut saya di sana itu terlalu banyak saudara, terlalu banyak kawan, jadi rawan dengan KKN," ucap Ida saat berbincang dengan Tribunnews.
Rencana pencalonan Antasari Azhar sebagai Cagub Sumsel untuk Pilkada 2018 muncul saat mantan Ketua KPK tersebut datang ke Universitas Sriwijaya dan berziarah ke makam orang tua di Bom Baru, Palembang, Sumsel, 22 November 2016, pasca-kebebasannya dari penjara.
Ida mengatakan, memang Antasari berencana beristikharah atau meminta petunjuk kepada Allah SWT saat beribadah umrah bersama keluarga ke Tanah Suci pada Januari 2017.
Selain meminta petunjuk perihal rencana membuka tabir di balik kasusnya, Antasari juga akan meminta petunjuk kepada Tuhan mengenai profesi yang akan digelutinya ke depan.
Ida mengatakan, sebagaimana komitmen keluarga, maka Antasari harus memberitahu dan jujur sebelum melaksanakan apa yang hendak dilakukannya.
"Kan sejak bapak keluar (lapas), saya harus tahu semua yang bapak lakukan, harus transparan, termasuk rencana dia mau kerja dimana, itu saya harus tahu," kata Ida.
"Kalau soal kasus saya enggak mau ikut campur. Tapi soal jabatan apa yang ditawarkan, saya akan ikut campur," sambungnya.
Sepengetahuan Ida, belum ada orang partai politik yang datang ke rumah untuk 'melamar' suaminya menjadi cagub Sumsel setelah 16 hari bebas dari penjara.
"Kalau dari keluarga dan kawan dia di Sumsel banyak yang dukung dia jadi Gubernur Sumsel. Tapi, saya enggak mendukung bapak jadi Gubernur Sumsel," kata Ida menegaskan.
Ia mengaku sulit mengetahui latar belakang para tamu yang terus berdatangan ke rumah pasca-Antasari bebas dari penjara, termasuk ada atau tidaknya politikus PDI Perjuangan yang coba melobinya.
"Waktu 10 November 2016 bapak bebas, yang pakai baju merah kan saya dan bapak saja. Yang lain saya enggak tahu," ujarnya.