Rachmawati dan Liliy Wahid Merasa Dituduh Makar
"Kita menolak dikatakan makar, karena tidak ada kepentingan itu, hanya kesatuan NKRI," katanya.
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIUNNEWS.COM, JAKARTA ---- Gerakan Selamatkan NKRI bukanlah gerakan makar. Lily Wahid dan Rachmawati Sukarnoputri yang keduanya adalah pimpinan gerakan tersebut, geram atas tudingan bahwa aksi kelomoknya selama ini dianggap sebagai aksi makar.
Dalam konfrensi pers di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2016), Lily Wahid menegaskan bahwa pihaknya hanya berupaya untuk memurnikan kembali Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang sudah bebrapa kali diamandemen, hingga menyebabkan keterpurukan bangsa.
"Kita menolak dikatakan makar, karena tidak ada kepentingan itu, hanya kesatuan NKRI," katanya.
Sementara itu bergabungnya Gerakan Selamatkan NKRI pada aksi 4 November lalu, juga merupakan bagian dari penyampaian aspirasi kelompoknya untuk mempertahankan NKRI.
Adik kandung Presiden RI ke 4 Abdurrahman Wahid itu menganggap Basuki Tjahaja Purnama sudah melakukan penistaan agama, sehingga perlu segera ditahan.
"Kami tidak punya niat jelek untuk negri ini, justru kami ingin mebebaskan negri ini dari penjajahan di masa depan, kami minta Ahok ditahan," ujarnya.
Rachmawati dalam kesempatan yang sama juga menegaskan hal serupa.
Kata dia amandemen UUD 1945 adalah sumber segala keterpurukan, sehingga pihak asing bisa menguasai sumber daya milik Indonesia, termasuk sumber daya alam. Sementara itu pemerintah seperti tidak berbuat banyak terhadap negri ini.
Acuhnya pemerintah terhadap berbagai permasalahan yang ada, mulai dari korupsi, penguasaan sumber daya oleh pihak asing hingga masalah anggaran negara yang defisitnya terlalu besar, Rachmawati menganggapnya sebagai pengkhianat terhadap negara.
"Yang berarti melakukan pengkhianatan terhadap negara, bukan kami yang melakukan makar," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.