Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNN Tak Akan Tiru Duterte

BNN tidak akan meniru gaya Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang menembak mati para pengedar dan bandar narkoba

Editor: Sanusi
zoom-in BNN Tak Akan Tiru Duterte
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Presiden Joko Widodo bersama Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso dan Menkopolhukam Wiranto menunjukkan barang bukti narkoba pada acara pemusnahan di pelataran Monas, Jakarta, Selasa (6/12/2016). BNN memusnahkan 445 kilogram sabu-sabu, 190 ribu butir ekstasi, 422 kilogram ganja kering, dan 323 ribu butir happy five yang berhasil diamankan dari sejumlah kasus selama tahun 2016. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak akan meniru gaya Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang menembak mati para pengedar dan bandar narkoba.

Kepala BNN, Budi Waseso menyatakan, tembak di tempat terhadap pengedar atau bandar narkoba akan dilakukan jika diperlukan.

"Jika dibutuhkan dan diharuskan karena ada tindakan perlawanan, maka akan kami lakukan itu (tembak di tempat)," ujar Budi Waseso seusai acara pemusnahan narkoba yang dihadiri Presiden Joko Widodo di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).

"Sesuai perintah Presiden, kami harus tegas di dalam menangani ini. Tidak main-main karena yang kami selamatkan generasi muda bangsa," kata jenderal bintang tiga Polri yang kerap disapa Buwas itu.

Setelah terpilih sebagai Presiden Filipina pada 9 Mei 2016, Rodrigo Duterte mengesahkan pembunuhan pengedar narkoba untuk menghapuskan perdagangan narkoba. PBB mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Namun Duterte justru mengancam akan membawa Filipina keluar dari PBB. Sejak Duterte menjadi Presiden hingga Agustus 2016, sekitar 900 terduga pengedar narkoba tewas ditembak aparat.

Budi Waseso menjelaskan, BNN telah memodernisasi persenjataan. Oleh sebab itu, kesiapan BNN dalam menghadapi situasi tidak terduga di lapangan akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.

Berita Rekomendasi

Catatan BNN, 40 hingga 50 anak muda mati setiap harinya akibat penyalahgunaan narkoba. Artinya, sekitar 15.000 anak muda mati sia-sia setiap tahunnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia perang terhadap peredaran narkoba. Jokowi menyatakan, setiap tahun sebanyak 15.000 orang mati dalam usia muda karena penyalahgunaan narkoba.

Jokowi lalu membandingkan dengan jumlah pengedar dan bandar narkoba yang mati setiap tahunnya. "Berapa bandar dan pengedar yang mati akibat narkoba? Ini pertanyaan untuk Pak Kepala BNN supaya dibandingkan dengan 15.000 yang mati tadi," ujar Jokowi saat menghadiri pemusnahan narkoba di Monas, Selasa.

"Tolong ini digarisbawahi. Perang besar terhadap narkoba," kata Jokowi.

Pada acara pemusnahan narkoba itu, Presiden Jokowi sempat memeriksa beberapa jenis narkoba yang akan dimusnahkan. Jokowi antara lain memegang bungkusan berisi sabu, ganja, dan pil ekstasi yang dikemas rapi dan siap dimusnahkan.

Jokowi kemudian memasukkan dua bungkusan sabu dan ganja ke dalam mesin inseminator atau mesin penghancur. Barang bukti narkotika yang dimusnahkan dalam acara itu antara lain 445 kg sabu, 190.840 butir ekstasi, 422 kg ganja, dan 323.000 butir erimin Five.

Barang-barang tersebut merupakan hasil penindakan BNN bekerja sama dengan Bea dan Cukai periode Oktober sampai November 2016, serta hasil penindakan kejahatan narkotika yang dilakukan oleh Polri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas