Polda Metro Jaya dan TNI Satu Komando Terkait Penangkapan Para Terduga Makar
Jelang penangkapan dua jenderal purnawirawan, Kapolda Metro Jaya bersama Pangdam Jaya, beberapa pejabat Kodam Jaya, dan Polda Metro Jaya gelar rapat.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana menegaskan tak ada perpecahan di TNI.
Itu dikatakannya terkait penangkapan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zein dan Brigjen TNI (Purn) Adityawarman Thaha, pada Jumat (2/12/2016) pagi.
Menurut dia, prajurit TNI bergerak sesuai instruksi. Sehingga, dia juga membantah ada pengerahan pasukan untuk menggulingkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
"Sudah jelas rantai komando di TNI, yaitu tegak lurus. Tidak ada di luar rantai komando, kalau pun bergerak sendiri tidak mungkin karena tugas kami memberikan ketenangan kepada masyarakat Jakarta dan Indonesia," ujar Teddy, kepada wartawan ditemui di Mapolda Metro Jaya, Selasa (6/12/2016).
Panglima TNI Jenderal Gatot Normantyo, mengetahui rencana penangkapan dua pensiunan jenderal tersebut.
Jelang penangkapan pada Jumat pagi, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochammad Iriawan bersama Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana, beberapa pejabat Kodam Jaya, dan Polda Metro Jaya rapat membahas hasil informasi intelijen.
Dari hasil informasi intelijen ada beberapa orang akan melakukan rencana yang diduga perbuatan makar.
Sebelum bergerak melakukan penangkapan, masing-masing telah melaporkan ke Kapolri dan Panglima TNI.
"Sudah jelas saya dalam penugasan ini dalam komando yang dibentuk saya wakil. Dan keputusan rapat itu adalah tugas yang sudah dianalisis dengan baik maka perlu dilakukan, diamankan beberapa orang ini dan pemeriksaan dilakukan Polri. Kenapa mesti tersinggung, tadi kan saya sampaikan sebelumnya sudah dilaporkan kalau ada respon tentu tidak," tambahnya.(*)