Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Insiden KKR, Ridwan Kamil Umumkan 9 Hasil Keputusan Bersama

Permasalahan Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) mulai menemukan titik terang.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in Insiden KKR, Ridwan Kamil Umumkan 9 Hasil Keputusan Bersama
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan seusai menggelar rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPRD Jabar terkait pemberhentian lima kepala sekolah SMAN di Kota Bandung, di gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (14/11/2016). hasil dari pertemuan tersebut, tidak ada pemecatan terhadap lima kepala sekolah SMAN di Kota Bandung, yang ada Wali Kota Bandung merekomendasikan ke Pemprov Jabar untuk memberhentikan sementara kelima kepala sekolah tersebut karena dinilai telah melanggar aturan. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM - Permasalahan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) mulai menemukan titik terang.

Seperti diketahui acara KKR di Sabuga, Selasa (6/12/2016), dihentikan setelah sejumlah orang datang ke acara tersebut dan meminta acara itu dibubarkan dengan alasan administrasi perijinan.

Menyikapi hal tersebut berbagai pihak melakukan musyawarah, terdiri dari Pemkot Bandung, MUI, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), Forum Silaturahmi Ormas Islam (FSOI), Kemenag Kota Bandung, Bimas Kristen Kemenag Jawa Barat, Polrestabes Bandung dan Kejaksaan Negeri Kota Bandung.

Hasil rapat itupun sudah keluar. 

Melalui akun resmi Facebooknya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil melaporkan hasil rapat menyikapi insiden KKR Sabuga.

Ada 9 poin yang dituliskan Emil berdasarkan hasil keputusan tersebut.

Berikut tulisan yang tertera pada postingan akun Facebook Ridwan Kamil tertanggal 9 Desember pukul 23:24 WIB:

Berita Rekomendasi

Melaporkan hasil rapat dan kesepakatan antara Pemkot Bandung dengan MUI, Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB), Forum Silaturahmi Ormas Islam (FSOI), Kemenag Kota Bandung, Bimas Kristen Kemenag Jawa Barat, Polrestabes Bandung dan Kejaksaan Negeri Kota Bandung tanggal 8 Desember 2016 dan Hasil rapat antara Pemkot Bandung dan Komnas HAM tanggal 9 Desember 2016, terkait permasalahan kegiatan KKR di Sabuga tanggal 6 Desember 2016,
Dengan ini dipermaklumkan:

1. Kegiatan ibadah keagamaan TIDAK memerlukan izin formal dari lembaga negara, cukup dengan surat pemberitahuan kepada kepolisian.

2. Kegiatan ibadah keagamaan DIPERBOLEHKAN dilakukan di gedung umum, selama sifatnya insidentil. SKB 2 Menteri 2006 hanyalah tata cara untuk pengurusan ijin Pendirian Bangunan Ibadah permanen/sementara.

3. Tidak boleh ada kelompok masyarakat sipil yang melakukan pembatasan, perintangan, unjuk rasa atau melakukan kegaduhan terhadap kegiatan ibadah keagamaan yang sudah legal karena melanggar KUHP pasal 175 dan 176, dengan hukuman kurungan badan maksimal 1 tahun 4 bulan.

4. Kehadiran secara fisik di ruangan peribadatan KKR oleh sekelompok warga yang tergabung dalam Ormas Pembela Ahli Sunah (PAS) di tanggal 6 Desember 2016, adalah pelanggaran hukum KUHP. Seburuk-buruknya situasi yang berhak melakukan pemberhentian kegiatan keagamaan dengan alasan hukum yang dibenarkan hanyalah aparat negara bukan kelompok masyarakat sipil.

5. Sesuai UU 17 Tahun 2013 tentang Keormasan, Ormas dilarang menebarkan rasa permusuhan terhadapa suku, agama, RAS dan golongan. Karenanya Pemkot Bandung memberi sanksi kepada Ormas PAS dengan 2 tahap sanksi sesuai aturan: Tahap persuasif dan Tahap Pelarangan Organisasi.

6. Tahap persuasif: dalam rentang waktu 7 hari, Pihak Ormas PAS diwajibkan memberikan surat permohonan maaf kepada panita KKR dan menyatakan kepada pemkot Bandung akan mengikuti semua peraturan perundangan-undangan dalam berkegiatan sebagai Ormas di wilayah hukum Negara Indonesia.

7. Apabila Ormas PAS menolak memberikan surat pernyataan, maka Pemkot Bandung yang secara hukum diberi kewenangan oleh UU 17 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, akan memaklumatkan PELARANGAN berkegiatan di wilayah hukum Kota Bandung kepada ormas PAS.

8. Sesuai rekomendasi Komnas HAM, aspek dugaan pelanggaraan hukum oleh Ormas PAS atas situasi ini agar dilakukan secepatnya dan sebaik-baiknya oleh pihak kepolisian.

9. Meminta MUI, FKUB dn FSOI untuk mengintensifkan forum dialog antara kelompok umat beragama di Kota Bandung.

Demikian kesepakatan bersama yang diambil dengan seadil-adilnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai tindak lanjut dari permasalahan kegiatan KKR yang terjadi tanggal 6 Desember 2016 di Sasana Budaya Ganesha.
Hatur Nuhun.

Sejak diunggah, postingan tersebut sudah mendapatkan lebih dari 51 ribu tanggapan dan 23 ribu kali dibagikan.

Banyak netizen yang mengapresiasi langkah Pemkot Bandung, khususnya Ridwan Kamil dalam menyikapi permasalahan tersebut dengan cepat.

Namun masih ada beberapa netizen mengungkapkan kecurigaannya terhadap Emil.

Seperti postingan salah satu netizen yang mempertanyakan keperpihakan Ridwan Kamil terhadap kasus penistaan agama.

"Masih menjadi misteri, keberpihakan kang emil dalam kasus penistaan agama ke siapa.. hmmm :|" begitu tulis salah satu netizen.

Komentar itupun dibalas langsung oleh Ridwan Kamil.

"Al Quran wajib dibela lahir batin. hanya pembuktian salah benarnya harus menunggu keputusan pengadilan. nuhun"  tulis Emil.

Sumber: TribunWow.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas