Tertimbun Runtuhan Rumah, Ali Masih Trauma Gempa Pidie Jaya
Warga Pidie Jaya masih mengalami trauma pascagempa 6,5 skalarichter yang mengguncang Provinsi Aceh
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Warga Pidie Jaya masih mengalami trauma pascagempa 6,5 skalarichter yang mengguncang Provinsi Aceh. Hal itu dirasakan M. Ali (52) yang menemani istrinya Ani Mardian (50) di RSUD. TGK, Chik Ditiro, Sigli, Aceh, Minggu (11/12/2016).
Ali mengaku trauma setelah seluruh keluarganya tertimbun reruntuhan rumahnya di Gampong Panteraja, Pidie Jaya saat gempa pada Rabu (7/12/2016). Ani mengalami luka patah kaki.
Ali mengatakan seluruh keluarga tidak sempat menyelamatkan diri saat gempa terjadi pukul 05.03 WIB. Ali, istri dan kedua anaknya tertimbun runtuhan dinding. "Rumahnya permanen, ambruk," kata Ali menceritakan kisahnya.
Enam pemuda setempat yang mengetahui adanya warga yang tertimbun langsung melakukan penyelamatan. Evakuasi penyelamatan dilakukan sekitar 30 menit. "Anak saya bocor kepalanya, istri saya patah kaki," kata Ali mengenang.
Ali langsung membawa keluarganya ke RSUD Chik Ditiro sebab belum ada tim medis di wilayahnya. "Kalau sembako sudah ada, tim medis belum," ujar Ali.
Pantauan Tribunnews.com, banyak korban berada di lorong rumah sakit tersebut. Korban sebagian besar terkena reruntuhan bangunan dan mengalami patah kaki serta kepala bocor.
Perjalanan ke RSUD Chik Di Tiro, Sigli memakan waktu sekitar tiga jam dari Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta para korban bersabar menghadapi cobaan. "Sabar ya, bu, semoga lekas sembuh," kata Fahri.
Fahri Hamzah menemui korban gempa ditemani Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil dan Anggota Komisi VI DPR Fadhullah. Fahri mengungkapkan banyaknya warga korban yang berada di lorong RSUD karena masih mengalami trauma.
"Nampak sekali para pasiennya trauma enggak mau didalam. Menumpuk bukan karena enggak ada tempat tetapi khawatir ada guncangan sehingga bisa cepat keluar," kata Fahri.
Rombongan DPR sempat melihat kondisi korban di ICU serta ruang bedah. Fahri mengapresiasi kinerja para dokter yang dapat melakukan operasi sekitar 60 pasien dalam jangka waktu tiga hari.