Petugas Pondok Pesantren Merangkak Keluar dari Runtuhan Bangunan
Said Mahyiddin masih mengingat kejadian gempa bumi berkekuatan 6,5 skalarichter yang menghantam Kabupaten Bireun
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Wakil pimpinan Pondok Pesantren Dayah Ma'hadal 'Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga, Said Mahyiddin masih mengingat kejadian gempa bumi berkekuatan 6,5 skalarichter yang menghantam Kabupaten Bireun, Aceh, Rabu (7/12/2016).
Gempa tersebut membuat bangunan sekolah runtuh dibagian depan. Lantai dasar bangunan itu juga ambles.
"Kejadiannya sekitar pukul 05.05 WIB pada saat itu santri lagi pada bangun sedang mandi sesudah wudhu persiapan salat subuh ada juga yang sudah masuk masjid sedang tahajud ataupun wirid," kata Said ditemui di lokasi pondok pesantren, Aceh, Minggu (11/12/2016).
Gempa dirasakan pertama kali saat atap seng masjid dibawah kubah runtuh. Para santri langsung bergegas meminta teman-temannya untuk lari ke lokasi yang aman.
Pondok pesantren MUDI itu memiliki 5.000 santri dengan 650 tenaga guru. Sebanyak 120 santri mengalami luka-luka.
"Yang luka-luka ringan kami evakuasi ke Puskesmas terdekat di antara mereka ada lima orang yang luka berat dan masih dirawat di rumah sakit kabupaten," kata Said.
Said menuturkan gedung yang ambruk bukanlah asrama santri. Namun, terdapat korban luka saat terjadinya gempa. Saat itu, terdapat petugas yang bertugas membangunkan para santri berada di gedung tersebut.
Satu orang petugas sempat tertimbun reruntuhan bangunan. Beruntung, petugas tersebut masih dapat merangkak keluar serta membawa senter sebagai penanda. Akhirnya, petugas yang diketahui bernama Teuku Miftahudin merangkak keluar dan akhirnya pingsan.
"Sekira 20 langkah jalan dia jatuh, bangun saja sudah jatuh ibaratnya pingsan lah sementara ada kawannya di lantai dua patah kaki loncat kemudian ada juga yang ketimpa bangunan satu orang dan pecah tulang," kata Said.
Guru Agama Muksal Mina (24) mengaku para santri sempat menduga terjadi bencana tsunami. Apalagi, tempat penampungan air untuk wudhu tumpah. "Kita sempat mengira ada tsunami," kata Muksal.
Muksal mengatakan dua petugas penjaga gedung yang ambruk loncat dari lantai 2. Petugas tersebut nekat meloncat untuk menyelamatkan diri dan terjatuh di parkiran motor. "Keduanya patah kaki," kata Muksal.
Said menambahkan pihak sekolah membebaskan kepada santri untuk pulang kampung pascagempa Aceh. Sebanyak 50 persen dari keseluruhan santri akhirnya pulang kerumah.
"Sekarang sudah balik dan sejak semalam kami sudah mulai coba mulai lagi kegiatan," kata Said.
Pondok Pesantren MUDI dikunjungi rombongan DPR yang dipimpin Fahri Hamzah. Fahri didampingi Nasir Djamil, Fadhullah dan Salim Fakhry.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.