Menangis di Sidang, PDIP: Ahok Manusia, Punya Perasaan
PDI Perjuangan menilai wajar Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menangis di persidangan.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan menilai wajar Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menangis di persidangan.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira menduga Ahok merasa tertekan atas situasi yang dialami selama ini.
"Ahok juga manusia kan, dia juga punya perasaan dan dia mengekspresikan apa yang dia rasakan selama ini. Saya kira sah-sah saja sebagai manusia biasa, dia punya perasaan dan dia mengepresikan itu dan tidak ada salahnya gitu," kata Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (13/12/2016).
Andreas pun tak mempermasalahkan banyak pihak yang melihat Ahok hanya berakting menangis.
Baca: Adik Ahok Beberkan Alasan Kakaknya Menangis Saat Bacakan Eksepsi di Persidangan
Menurut Andreas, setiap orang memiliki interpretasi masing-masing.
"Tapi, saya kira dia sebagai manusia punya perasaan dan dia mengekspresikan itu. Kita kalau berada dalam posisi itu mungkin juga punya rasa yang sama. Artinya, saya melihat Ahok di dalam suasana tertekan selama ini," kata Anggota Komisi I DPR itu.
Sebelumnya, Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meneteskan air mata saat membacakan nota keberatan atas dakwaan penistaan agama Jaksa Penuntut di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Baca: Politikus PAN: Ahok Nangisnya Itu Air Mata Buaya, Modus Cari Simpati
Ahok tak kuasa menahan kesedihan kala menceritakan bagaimana dirinya dibesarkan oleh keluarga muslim asal Bugis, (alm) Andi Baso Amier dan (alm) Masaribu Aba bin Aca.
Ahok yang mengenakan batik kuning motif hitam mulanya menceritakan latar belakang dirinya mengutip Surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu, ucapan yang membuatnya kini duduk di kursi terdakwa kasus penistaan agama.
Ia menegaskan, tak ada niat sedikit dirinya untuk menistakan kitab suci umat muslim, Al Quran, apalagi agama Islam.
Ucapan itu terlontar karena dirinya kerap mendapat 'serangan' dari oknum politikus yang menggunakan Surat Al Maidah ayat 51 karena tidak ingin bersaing secara sehat dalam pilkada.
Ahok pun sadar, bahwa ada tutur bahasa darinya yang tidak sesuai saat itu.
"Ada ungkapan, bahwa hanya Allah atau Tuhan yang tahu, apa maksud ucapan seseorang," ucap Ahok
Sebelumnya, Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meneteskan air mata saat membacakan nota keberatan atas dakwaan penistaan agama Jaksa Penuntut di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).
Baca: Pergolakan Batin Bikin Ahok Menangis Saat Bacakan Nota Keberatan
Ahok tak kuasa menahan kesedihan kala menceritakan bagaimana dirinya dibesarkan oleh keluarga muslim asal Bugis, (alm) Andi Baso Amier dan (almh) Masaribu Aba bin Aca.
Ahok yang mengenakan batik kuning motif hitam mulanya menceritakan latar belakang dirinya mengutip Surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu, ucapan yang membuatnya kini duduk di kursi terdakwa kasus penistaan agama.
Ia menegaskan, tak ada niat sedikit dirinya untuk menistakan kitab suci umat muslim, Al Quran, apalagi agama Islam.
Ucapan itu terlontar karena dirinya kerap mendapat 'serangan' dari oknum politikus yang menggunakan Surat Al Maidah ayat 51 karena tidak ingin bersaing secara sehat dalam pilkada.
Ahok pun sadar, bahwa ada tutur bahasa darinya yang tidak sesuai saat itu.
"Ada ungkapan, bahwa hanya Allah atau Tuhan yang tahu, apa maksud ucapan seseorang," ucap Ahok.