Anies: Republik Ini Tidak Dirancang Untuk Melindungi Minoritas dan Mayoritas
Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Pendiri ini menggunakan istilah golongan
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta Anies Baswedan mengatakan jika para pendiri bangsa tidak merancang Republik Indonesia untuk melindungi minoritas maupun mayoritas, melainkan semua golongan.
"Republik ini dirancang untuk melindungi setiap warga negara. Pendiri ini menggunakan istilah golongan, karena mayoritas atau minoritas itu ukuran," ujar Anies dalam acara dialog interaktif menggumuli pilar-pilar kebangsaan di gedung PGI, Kayu Jati, Rawamangun, Jakarta, Rabu (14/12/2016).
Dalam acara yang juga dihadiri politikus Gerindra yang juga adik kandung Prabowo Subianto, Hasyim Djojohadikusumo tersebut Anies mencontohkan kakeknya yang ikut merumuskan pendirian Republik Indonesia bersama kakeknya Hasyim.
"Kakek pak Hasyim, RM Margono Djojojohadkusumo ikut mendirikan republik ini. Kakek saya juga ikut, eyang Gono (Margono) dan eyang Baswedan (AR Baswedan) ikut mendirikan republik ini," katanya.
Menurut Anies kejeniusan para pendiri republik Indonesia adalah ketika menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Dan bahasa yang digunakan untuk mempersatu adalah bahasa melayu.
"Buka bahasa Jawa, meskipun penduduk kita banyak bersuku jawa, bahasa Sunda karena banyak juga, atau bahasa lainnya berdasarkan jumlah penggunanya, melainkan bahasa melayu. Mereka dapat melhat kompatibilitas bahasa pemersatu" ujar Anies.
Para pendiri juga menurut Anies menjadikan semua warga yang berasal dari beragam golongan bangga akan keindonesaannya. Karena dengan menjadi indonesa warga tidak kehilangan identitas latar belakangnya.
"Menjadi Indonesia tidak kehilangan ke-jawaannya, kebatakannya, ataupun ke-sundaannya. Tinggal kita sekarang bagaimana merawatnya," ujar Anies.