Betapa Mirisnya, Pahlawan Nasional di Uang Baru Rupiah Ini Dirisak Netizen
Pro kontra biasa terjadi, namun yang bikin miris adalah beberapa netizen yang justru membully pahlawan nasional mereka sendiri.
Editor: Rendy Sadikin
Ia mengusulkan nama Irian, kata dalam bahasa Biak yang berarti beruap.
Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua antara tahun 1964-1973.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura.
Untuk mengenang jasanya, namanya diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak.
Selain itu namanya juga diabadikan di salah satu KRI yaitu KRI Frans Kaisiepo.
Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp. 10.000.
Seorang pengguna Facebook, bernama Wildan Setiabudi juga sempat memposting sebuah status mengenai jasa Frans Kaisiepo ini, menanggapi banyaknya netizen yang membully.
Ia menyayangkan betapa pengguna internet terlalu kejam mengatai pahlawan nasional mereka sendiri.
Berikut tulisan Wildan Setiabudi
Nama pace ini adalah Frans Kaisiepo. Beliau berasal dari Biak. Biak, di Papua, bukan di China. Agamanya Kristen Protestan.
Beliau sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia sejak tahun 1993. Saat itu Presiden kita adalah Suharto. Bukan Jokowi.
Tahun 2016 ini, wajahnya tertera di uang 10.000 Rupiah yang baru. Wajah pertama dari Papua.
Sebelum ini, nama beliau sudah lama disematkan sebagai nama bandara di Biak, tempat kelahirannya. Ini bukan bandara kecil perintis di pedalaman Papua sana.
Bandara Frans Kaisiepo pernah sempat melayani penerbangan internasional hingga ke Amerika, hal yg bahkan bandara di kota2 pulau Jawa belum pernah capai.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.