Jokowi Minta Segala Caci Maki, Kebencian, Hasutan, dan Fitnah Dihentikan
Presiden Joko Widodo bersyukur bahwa bangsa Indonesia dapat merayakannya di tengah segala keberagaman.
Editor: Hasanudin Aco
Kepala Negara kemudian melanjutkan, karena kita semua saling bersaudara, maka Presiden ingin agar sebaran kebencian, hasutan, fitnah, caci maki, dan semacamnya itu untuk dihentikan.
Sebab menurutnya, bila hal tersebut terus terjadi, bangsa Indonesia akan kehilangan identitas dan menjadi bangsa yang lemah.
"Apabila itu diteruskan, bangsa kita akan menjadi bangsa yang lemah dan pesimis. Kita tidak mau itu terjadi. Kita harus menjadi bangsa pekerja keras, bangsa yang optimis, dan bangsa pemenang. Jangan sampai energi kita habis untuk hal-hal yang tidak produktif," ujarnya.
Karena biar bagaimanapun juga, Natal haruslah membawa perubahan sikap yang mendasar dalam kehidupan bersama sebagai bangsa.
Apalagi di tengah kompetisi global seperti sekarang ini, diperlukan sinergi dan gandeng tangan seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menghadapi persaingan keras tersebut.
"Dibutuhkan insan Indonesia yang mau bekerja keras, mandiri, berjiwa merdeka, jujur, adil, dan cinta sesama. Musuh kita sebenarnya adalah kemiskinan, ketimpangan antara kaya dan miskin, ketimpangan antarwilayah, dan juga korupsi. Itulah musuh kita sebenarnya," tambahnya.
Mengakhiri sambutannya, Presiden Joko Widodo sekali lagi menyampaikan ucapan selamat Natal kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia.
Ia berharap agar umat Kristiani di Indonesia dapat bersama-sama dengan pemerintah bergandeng tangan menjadikan Indonesia yang lebih jujur, adil, dan sejahtera.
"Selamat Hari Natal Tahun 2016 bagi seluruh umat Kristiani di seluruh Indonesia, di seluruh Tanah Air, dan Selamat Tahun Baru 2017," tutupnya.
Penulis: Yulis Sulistyawan