Air Mata Rachmawati Tak Terbendung Mengenang Upaya Makar terhadap Ayahnya Soekarno
Air mata Rachmawati Soekarnoputri meleleh saat mengenang peristiwa upaya makar terhadap sang ayah, Soekarno.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Air mata Rachmawati Soekarnoputri meleleh saat mengenang peristiwa upaya makar terhadap sang ayah yang juga Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Saat itu, pada 1965 Rachmawati melihat sekelompok pasukan bersenjata tidak dikenal mengepung Istana Kepresidenan dan menanyakan keberadaan Soekarno.
"Tahun 1965 itu saya di Istana dan saya tahu makar. Ada pasukan bersenjata tidak dikenal mengepung Istana, menanyakan di mana presiden," ucap Rachmawati saat berbicara di hadapan Wakil Ketua DPR RI Fadlin Zon berikut Anggota Komisi Hukum Wnny Warouw dan Supratman Andi Agtas, Selasa (10/1/2017).
Rachmawati yang menyandang status tersangka dugaan kasus makar menemui Fadli Zon demi membeberkan kasus yang kini membelit dirinya.
Beserta Rachmawati di parlemen adalah Ahmad Dhani, Kivlan Zein, Ernalia Sri Bintang, Hatta Taliwang dan beberapa anggota Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).
Saat menjelaskan peristiwa upaya makar yang terjadi pada Soekarno, nada suara Rachmawati sempat terhenti. Ia memilih menghapus air mata yang meleleh dengan tisu.
"Kami mau ke MPR menyerahkan petisi. Di mana persinggungannnya? Kalau makar kami akan kepung Istana, tapi kami ke sini, yang katanya rumah rakyat," ucap Rachmawati sambil terbata menahan tangis.
Rachmawati pun kembali menegaskan tidak terlibat dalam upaya makar seperti yang disangkakan polisi.
Saat ditangkap oleh penyidik pada Jumat (2/12/2017), sekitar pukul 05.00 WIB, Rachmawati sempat bertanya alasan penangkapan.
Namun, pertanyaan itu bertepuk sebelah tangan. Ia tidak mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut.
Ia lalu merasa difitnah oleh Polri dengan tuduhan akan menunggangi aksi damai 2 Desember 2016. Padahal, komunikasi dengan Ketua Umum FPI Rizieq Shihab telah dilakukan pada 30 November 2016.
"Kami sudah bertemu dengan Habib Rizieq tanggal 30 November siang. Tidak ada pembicaraan untuk menunggangi aksi damai 2 Desember. Kami merasa difitnah dan pembunuhan karakter," katanya seraya meminta Polri untuk segera meluruskan tuduhan tersebut.
Ia menyebutkan, makar harus memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan senjata dan pengepungan Istana.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono berbeda pernyataan. Ia menyebut para tersangka kasus dugaan makar sering mengadakan pertemuan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.