Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengacara Ahok Selidiki Latar Belakang Irena Handono hingga ke Bandung

Edi mengatakan, Irena mengaku masuk kuliah tahun 1972. Padahal, berdasarkan pengakuan teman-teman Irena, dia mulai kuliah tahun 1974.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengacara Ahok Selidiki Latar Belakang Irena Handono hingga ke Bandung
Theresia Felisiani/Tribunnews.com
Irene Handono. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim kuasa hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak main-main dalam mempersoalkan kredibilitas saksi pelapor dalam kasus dugaan penodaan agama dengan Ahok menjadi terdakwa.

Salah satu kuasa hukum Ahok, yaitu Edi Danggur, mengatakan, timnya menginvestigasi saksi pelapor Irena Handono sampai ke Bandung.

"Begitu dapat BAP Irena Handono, kami search di internet tentang dia. Namun, cerita di internet tidak boleh dipercaya begitu saja," kata Edi di Rumah Lembang, Menteng, Kamis (12/1/2017).

"Kami pergi ke Bandung dan bertemu dosen di mana dia klaim pernah kuliah di situ. Kami juga cari biarawati yang dulu pernah satu asrama dengan dia di Bandung," kata Edi.

Baca: Bakal Dilaporkan Kubu Ahok ke Polisi, Irene Handono: Saya Tidak Akan Diam

Edi memaparkan hasil investigasi mereka. Dalam BAP, pendidikan terakhir Irena tertulis diploma 3 tahun 1975. Menurut Edi, program diploma di Indonesia baru ada sekitar tahun 1980.

Edi mengatakan, tim kuasa hukum juga sudah bertemu dengan teman satu biara Irena. Irena disebut mengikuti pendidikan di sekolah untuk para calon imam, pastor, dan biarawati. Namun, Irena disebut hanya enam bulan mengenyam pendidikan di sana.

Edi mengatakan, Irena mengaku masuk kuliah tahun 1972. Padahal, berdasarkan pengakuan teman-teman Irena, dia mulai kuliah tahun 1974.

BERITA TERKAIT

"Kenapa saat sidang dia bilang masuk 1972? Karena dia mau pas-paskan dengan pendidikan diplomat 3 itu. Dari 1972 ke 1975 itu kan 3 tahun. Lagi-lagi bohong, ini akan kami masukkan pleidoi kami," kata Edi.

Baca: Tunjuk-tunjuk Ahok, Irene Handono Diperingatkan Hakim

Edi mengatakan, Irena juga tidak jujur tentang status pernikahannya ketika ditanya di persidangan. Edi mengakui banyak pihak yang mempertanyakan alasan kuasa hukum mencari tahu hal-hal pribadi seperti itu.

Edi menegaskan bahwa hal itu tidak dilarang dan memiliki aturan hukum. Dengan fakta yang mereka dapat dari hasil investigasi, kredibilitas Irena sebagai saksi dipertanyakan. Kuasa hukum ingin menunjukkan bahwa saksi yang hadir tidak bisa dipercaya karena berbohong dalam BAP.

"Maka, secara hukum kesaksian yang demikian tidak patut dipercaya dan saksi demikian disebut saksi yang tidak kredibel," kata dia.

Edi berharap hakim tidak memutuskan perkara berdasarkan keterangan saksi yang tidak kredibel.

"Jadi, relevansi kenapa hal-hal pribadi ditanyakan? Karena dalam pasal itu, dari saksi yang tidak kredibel, tidak patut bagi hakim untuk memutuskan dasar suatu perkara," kata dia.

Penulis : Jessi Carina

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas