Salah Kaprah, Muhaimin Minta Kapolri Tindak Tegas Pelaku Pelecehan Bendera Indonesia
Akhir-akhir ini umat Islam di tanah air memang tengah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang penuh dengan gairah.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, mengatakan Kapolri harus menindak tegas pelaku pelecehan bendera merah putih dalam demonstrasi salah satu ormas Islam beberapa waktu lalu.
"Soal pelecehan bendera merah putih, itu memang melanggar aturan. Maka tolong kepada pak Kapolri untuk ditindak," kata Muhaimin dalam acara Musyawarah Pimpinan Nasional Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (19/1/2017).
Baca: Pencoretan Merah Putih Adalah Bentuk Pengkhianatan Negara
Baca: MUI: Bendera Merah Putih Tak Boleh Ditambah-tambahi, Berdosa
Baca: Bendera Merah Putih Dicoreti Pedang dan Tulisan Arab Saat Demo FPI, Kapolri Geram
Baca: Kapolri Perintahkan Usut Dugaan Penghinaan Bendera Merah Putih saat Demo FPI
Dalam acara yang turut dihadiri Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu, pria yang akrab disapa Cak Imin ini menyebutkan, pelecehan bendera merah putih yang ditulisi dengan kalimat 'lailahailallah' adalah bentuk pemahaman Islam yang salah kaprah.
"Kemungkinan 'saking' semangatnya. Dikira bendera merah putih ditulisi kalimat 'laillahailallah' itu bentuk Islam Nusantara, jadi salah kaprah dan salah tafsir," kata Cak Imin.
Menurutnya, akhir-akhir ini umat Islam di tanah air memang tengah mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang penuh dengan gairah.
Hal itu terlihat dari 85 persen jamaah umroh di Makah dan Madinah beberapa pekan lalu adalah orang Indonesia.
Namun, kegairahan perkembangan Islam di tanah air ini, hendaknya disertai kecerdasan dalam berpikir sehingga tidak salah memahami Islam.
"Jangan karena 'saking' semangatnya malah jadi salah paham. Ada orang tidak percaya akhirat, malah marah. Ada yang berbeda pendapat, mengancam-ngancam. Ini kegairahan terhadap Islam yang salah, semangat yang tanpa arah," kata Muhaimin.
Ditempat yang sama, Ketua Umum DKN Garda Bangsa, Cucun Ahmas Syamsurijal mengatakan sejauh ini organisasinya telah membentuk kelompok Garda Santri di seluruh perwakilan ranting Garda Bangsa, untuk memberikan pemahaman mengenai Pancasila dan kegamaan.
"Garda Bangsa berkomitmen untuk membendung hal-hal negatif terutama terkait pemahaman radikalisasi," kata Cucun.
Cucun menjelaskan, derasnya arus informasi dan globalisasi serta perkembangan teknologi belakangan ini telah membawa perubahan di tengah masyarakat. Perubahan yang dipahami secara salah kerap kali justru menghadirkan ancaman dan keresahan di tengah anak muda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.