Kicauan SBY Bisa Jadi Bumerang dan Memiliki Maksud Khusus
SBY sebagai mantan presiden dan sebagai tokoh bangsa tidak perlu terpancing dalam persoalan-persoalan kecil.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kembali mengentak publik Indonesia melalui kicauan di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono.
Kali ini, Ketua Umum Partai Demokrat itu menulis status dengan kalimat "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*"
Menanggapi kicauan Presiden keenam Republik Indonesia yang ramai diperbincangkan di tengah masyarakat ini, pengamat komunikasi politik, Maksimus Ramses Lalongkoe, mengatakan, kicauan SBY itu pasti memiliki tujuan dan maksud khusus.
“Entah itu kepada pemerintahan yang berkuasa ataupun kepada masyarakat Indonesia. Kata-kata yang digunakan dalam kicauan itu juga memiliki makna yang luas dan dalam,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia (API) ini.
Ramses mengatakan, jika masyarakat biasa yang berkicau, mungkin hal itu tidak berdampak.
Namun, karena seorang mantan kepala negara yang bercericit, tentu hal tersebut berdampak.
“Dampak yang paling cepat adalah bagaimana publik memberikan komentar langsung, baik yang bernada positif maupun yang bernada negatif,” kata Ramses.
"Namun, yang pasti kicauan itu punya maksud dan tujuan, dan saya melihatnya kepada pemerintahan yang berkuasa dan kepada masyarakat luas," ucap Ramses, penulis buku Ahok Sang Pemimpin “Bajingan” itu.
Menurut Dosen Universitas Mercu Buana, Jakarta, ini, kicauan mantan presiden dua periode tersebut bisa menjadi bumerang.
Sebab, kata-kata yang digunakan cenderung pesimistis daripada kata-kata yang membawa optimisme bagi keberlangsungan negara.
Seharusnya, kata Ramses, SBY sebagai mantan presiden dan sebagai tokoh bangsa tidak perlu terpancing dalam persoalan-persoalan kecil.
Membangun optimisme dan semangat kebangsaan yang lebih diutamakan daripada berkutat pada hal-hal yang tidak memiliki manfaat bagi kebaikan negara dan bangsa.
Ramses mengatakan, publik tentu berharap, SBY lebih banyak menyampaikan pikiran-pikiran positif yang berdampak konstruktif ketimbang bercericit tentang sesuatu yang kurang bermanfaat.
"Sebaiknya Pak SBY lebih banyak menuangkan pikiran-pikiran positif untuk kemajuan bangsa Indonesia,” ucap Ramses.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menilai, kicauan SBY sudah dipikirkan matang-matang. SBY pun diyakini sudah memiliki sejumlah bukti sampai akhirnya mengeluarkan pernyataan itu.
"Saya kira kicauan beliau itu yang sangat singkat dan padat, sudah paripurna, sudah dipikirkan dalam-dalam dari beliau, dan tidak perlu ditafsirkan lagi," kata Roy saat dihubungi, Jumat (20/1/2017).
Menanggapi isi kicauan SBY, Roy berharap agar masyarakat Indonesia berintrospeksi.
"Saya sarankan setelah baca itu mari kita doakan bangsa ini bersama-sama dan mari kita jadikan ini introspeksi," kata dia.(Pascal S Bin Saju)