Publik Mulai Paham Kasus Dugaan Penodaan Agama Sangat Politis
Publik dapat memahami dan memaklumi bahwa kasus dugaan penodaan agama terhadap Ahok sangat politis
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei Populi Center memperlihatkan bahwa cagub-cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, tampil sebagai juara dengan elektabilitas 36,7 persen.
Hasil survei ini menurut Pengamat politik Islam, Zuhairi Misrawi, menunjukkan bahwa publik dapat memahami dan memaklumi bahwa kasus dugaan penodaan agama terhadap Ahok sangat politis. Hal tersebut terungkap pada masa persidangan.
Di samping itu, publik mulai melihat debat pertama yang dilakukan KPUD DKI Jakarta.
Karena Ahok-Djarot terlihat lebih mumpuni dan siap dalam memimpin Jakarta karena mempunyai program yang kongkrit.
"Publik dapat memahami dan memaklumi bahwa kasus dugaan penodaan agama terhadap Ahok sangat politis. Kinerjanya sebagai petahana sangat memuaskan," ujar Gus Mis demikian sapaannya kepada Tribunnews.com, Senin (23/1/2017).
Untuk itu pula Gus Mis berpendapat agar pada debat yang akan datang, 27 Januari, Ahok-Djarot akan unggul karena pasangan ini memang unggul dari segi visi-misi dan program.
Karena menurutnya, rekam jejak dan pengalaman pasangan ini terbukti lebih menarik perhatian publik.
Sedangan pasangan AHY-Sylvi dan Anies-Sandi masih pada tataran wacana dan teori.
Kedua pasangan terakhir belum layak untuk memimpin Ibu Kota Jakarta.
Hasil survei yang dilakukan Populi Center memperlihatkan bahwa cagub-cawagub DKI Jakarta nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, memiliki elektabilitas 25,0 persen.
Kemudian, cagub-cawagub nomor dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dengan elektabilitas 36,7 persen, dan pasangan nomor tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, memiliki elektabilitas 28,5 persen.
Survei ini dilakukan pasca-debat pertama cagub-cawagub DKI Jakarta, yakni 14-19 Januari 2017.