Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tersangka suap Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Basuki Hariman, tidak membantah adanya pertemuan dengan Patrialis Akbar seperti yang diungkapkan KPK.

Ditemui usai pemeriksaan, Rabu (1/2/2017), Basuki mengakui pertemuan itu terjadi sekitar September 2016.

Dikatakannya pertemuan tersebut atas tawaran Kamaludin terhadap dirinya.

Saat itu Kamaludin menawarkan kepada dirinya untuk dikenalkan dengan Patrialis Akbar.

Sampai akhirnya pertemuan pun berlangsung Halim.

"Garis bawahi ya, hanya Kamaludin yang minta uang ke saya. Kalau Patrialis tidak pernah. Jadi itu uang untuk Kamaludin," katanya.

Lebih lanjut, diungkapkan Basuki untuk bisa bertemu dengan Patrialis ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Diantaranya, Basuki harus bukan orang berperkara, tidak membicarakan masalah uang dan yang terakhir tidak membawa tas.

"‎Terpenting titik masalahnya di sini adalah saya bukan orang berperkara di uji materi itu. Uji materi itu yang mengajukan gugatan adalah Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia," katanya.

Basuki melanjutkan uji materi sudah sampai ke beragam proses.

Namun, hasilnya tidak kunjung diumumkan.

Karena tidak diumumkan itulah, Basuki berinisiatif membantu menanyakan kelanjutan dari uji materi Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

"Uji materi ini sudah melalui proses sedemikian rupa tapi tidak pernah diumumkan hasilnya. Ini menarik perhatian saya sehingga ‎saya mau tahu ada apa sih sebenaarnya," tambah Basuki.

Basuki menambahkan pertemuan yang terjadi antara dirinya dengan Patrialis sangat singkat dalam kesempatan itu.

Basuki menanyakan soal gugatan uji materi dari Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesi yang belum ada hasilnya.

"Di pertemuan itu, Patrialis jawab: coba nanti saya lihat. Di sana tidak ada janji apapun, uang juga tidak ada," imbuhnya.