Kapolda Jabar: Rizieq Tak Hadir, Polisi Akan Kirim Surat Perintah Membawa
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, bila Rizieq tak datang tanpa alasan yang jelas, polisi akan mengeluarkan surat perintah.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Polda Jawa Barat akan memeriksa pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab sebagai tersangka kasus dugaan penistaan Pancasila sebagai simbol negara pada Selasa (7/2/2017).
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, bila Rizieq tak datang tanpa alasan yang jelas, polisi akan mengeluarkan surat perintah membawa.
“Pemanggilan sudah disampaikan hari Selasa, apakah hari Selasa hadir atau tidak, itu terserah. Kalau tidak hadir, kita akan layangkan panggilan kedua dengan surat perintah membawa. Saya kira sebagai warga negara kita harus hormat, kepada orangtua, guru, dan negara,” ujarnya di sela kunjungan ke Kompleks Pondok Pesantren Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (5/2/2017).
Baca: Habib Rizieq Tolak Panggilan Penyidikan Polda Jawa Barat
Menurut Anton, setiap warga negara Indonesia yang tinggal di Indonesia harus taat hukum.
Kalau pun datang, Anton mengingatkan agar massa pendukung Rizieq tidak dimobilisasi atau pun berinisiatif datang. Kedatangan massa, lanjutnya, bisa mengganggu ketertiban.
“Mengerahkan massa harus ada izin. Pemanggilan tidak perlu memobilisasi massa karena mengganggu ketertiban. Lebih baik tidak usah memobilisasi, ini bukan negara jalanan, negara demo,” kata Anton.
Sementara itu, terkait rencana kuasa hukum Rizieq untuk mengajukan praperadilan, Anton menilai itu adalah hak setiap warga.
Anton tiba di Kompleks Pondok Pesantren Buntet dengan disambut ribuan santri.
Para santri yang masih mengenakan seragam sekolah tinggat menengah pertama, dan juga menengah atas, berebut menjabat tangan.
Suasana kian semarak saat mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan shalawat dengan alat drumband.
Tokoh Pondok Pesantren Buntet, Kiai Haji Wawan Arwani, menyampaikan, Anton datang untuk menjalin hubungan baik antara ulama dengan umaro.
“Prinsipnya bahwa pondok buntet pesantren, senantiasa bertekad, dalam bahasa kiai-kiai Buntet, NKRI sudah final, tidak bisa ditawar,” tegasnya.
Penulis : Kontributor Cirebon KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.