Surya Paloh Didaulat Dewan Pembina Ikhwanul Muballighin
Untuk itu, dia tidak heran jika Paloh mau meluangkan waktunya untuk bertatap muka dengan para kiai.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menghadiri acara kongres III Ikhwanul Muballighin di Pondok Pesantren Miftahul Huda di Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (5/2/2017).
Dalam kesempatan itu, Surya didaulat menjadi dewan pembina Ikhwanul Muballighin.
Hadir dalam acara itu, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasdem Jabar Saan Mustopa, Ketua DPP Partai Nasdem Hasan Aminuddin. Selain itu, hadir Ketua Umum Ikhwanul Muballighin, Mujib Khudori, Ketua Pondok Pesantren Miftahul Huda, Asep Mausul dan ratusan kiai dari berbagai daerah.
Dalam acara, Mujib Khudori mengakui jika Surya Paloh merupakan salah satu tokoh nasional yang peduli dengan ulama, kiai dan para mubalig. Untuk itu, dia tidak heran jika Paloh mau meluangkan waktunya untuk bertatap muka dengan para kiai.
"Beliau termasuk orang yang peduli dengan kita. Simple saja kalau beliau datang berarti peduli, jadi kita ucapkan terimakasih," kata Mujib kepada wartawan.
Menurutnya, jika memang Surya Paloh tidak peduli dengan ulama, kiai dan mubalig tentu tidak akan datang dalam acara kongres ini.
"Kalau nggak peduli ngak akan datang. Beliau satu-satunya tokoh nasional yang datang ya Pak Surya Paloh," katanya.
Lebih lanjut Mujib mengharapkan dengan kehadiran dan dukungan Surya Paloh dapat memberikan pengaruh yang positif bagi Ikhwanul Muballighin kedepan.
"Semoga doanya terkabul, karir politik bagus. Semoga dibalas Allah dan semoga bisa memepengaruhi petinggi-petinggi negara untuk arah yang lebih baik," katanya.
Dengan kepedulian dengan ulama cukup tinggi itu juga, Mujib pun memberikan posisi strategis di Ikhwanul Muballighin yakni sebagai ketua dewan pembina.
"Kita tawari beliau dewan pembina," katanya.
Mendengar tawaran itu, Paloh yang datang mengenakan baju koko putih dan berkopiah hitam hanya melontarkan senyum khasnya sambil mengatakan jika amanat untuk menjadi dewan pembina Ikhwanul Muballighin sangat berat.
"Itulah tugas berat kalau diterima, paling berat itu," ucap Paloh.
Merasa amanat sebagai ketua dewan pembina sangat berat, Paloh pun mengatakan akan berpikir dan berkonsultasi terlebih dahulu, karena bagaimanapun amanat sebagai ketua dewan pembina adalah sebuah kehormatan.
"Nanti saya kan coba rundingkan lah. Kan bisa juga dewan pembina itu langsung dan tidak langsung," katanya.
Tapi, Paloh melanjutkan, spirit dan niatnya adalah kejujuran dan keikhlasn serta konsistensi bersikap dan memberikan kontribusi atas status sosial mungkin sedikit lebih ekonomi tapi itulah kehidupan ini.
"Saling memberi, saling bisa untuk mengapresiasi, saling menghormati menyayangi begitulah bangsa ini. Jadi ini saya anggap para kiai dan sekaligus sahabat ya. Yang memang kita hidup bersama, tingal bersama, menyalurkan pikiran bersama. Insya Allah barangkali akan memberikan arti yang lebih baik bagi kemajuan bersama," kata Paloh.
Disinggung ada kemungkinan akan membuat sayap partai di bidang keagamaan, Paloh belum menjawab tegas.
"Ya nanti. Kan tidak bisa memaksakan, tergantung prosesnya kedepan, yang paling bagus ada kesadaran, ada keterpanggilan, bukan karena keterpaksaan. nggak ada untungnya keterpaksaan. Yang lebih positif lagi melihat kebersamaan kita, sebenarnya harus saling bahu membahu, bantu membantu," kata Paloh.