Mayoritas 75 WNI Diduga Terlibat Kelompok Radikal Memiliki Pendidikan Bagus
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, menjelaskan soal 75 WNI dideportasi diduga terlibat kelompok radikal di Suriah.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
![Mayoritas 75 WNI Diduga Terlibat Kelompok Radikal Memiliki Pendidikan Bagus](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bnpt-suhardi-alius-dan-menteri-sosial-khofifah_20170206_184449.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Suhardi Alius, menjelaskan soal 75 WNI dideportasi diduga terlibat kelompok radikal di Suriah.
Dimana sebagian besar dari 75 WNI itu memiliki pendidikan yang bagus.
"Memang sebagian besar dari mereka "well educated". Ada yang mantan pegawai negeri, ada juga yang menjadi pakar di bidang tertentu," jelas Suhardi di Rumah Singgah Kemensos di Cipayung, Jakarta, Senin (6/2/2017).
Dijelaskan olehnya, mereka yang mempunyai pendidikan tinggi bukan terpengaruh pada iming-iming kesejahteraan yang diberikan oleh kelompok radikal seperti yang sudah terjadi sebelumnya.
Baca: Kepala BNPT dan Mensos Temui 75 WNI Diduga Terlibat Kelompok Radikal
Kata Suhardi, ada pergeseran pola rekrutmen dari kelompok radikal yang dapat memasuki kalangan tersebut dengan ideologi yang dibawa masuk ke Indonesia.
"Ada pergeseran memang, tadinya kan soal kesejahteraan atau apapun, sekarang itu alasannya karena Ideologi jadi mereka mau masuk ke Suriah," lanjutnya.
Oleh karena itu, mantan Sekretaris Lemhanas tersebut mengatakan bahwa pihaknya akan terus gencar dalam melakukan proses deradikalisasi di Indonesia dengan meminta bantuan dari semua pihak.
Ke-75 WNI yang dideportasi lantaran diduga terlibat dalam kelompok radikal di Suriah.
Mereka yang dideportasi terdiri dari 41 dewasa dan 34 masih tergolong anak-anak yang dibawa oleh orang tuanya.
Adapun mereka yang dideportasi oleh otoritas Turki sebanyak 72 WNI serta dari otoritas Singapura sebanyak 2 WNI dan satu WNI berasal dideportasi oleh pemerintah Jepang.
Suhardi mengatakan bahwa pihaknya masih akan terus mendalami alasan 75 WNI tersebut untuk masuk ke negara Suriah yang masih dilanda konflik.
Pasalnya, sebagian besar dari WNI tersebut sudah menetap di perbatasan Turki-Suriah hingga satu tahun dan mendesak untuk bisa masuk ke Suriah.
"Itu masih kita dalami lagi, apakah mereka benar terlibat atau tidak, lalu alasannya apa kenapa mereka memaksa untuk masuk kesana," ucapnya.
Diantara para WNI yang dideportasi terdapat juga keluarga Triyono yang merupakan mantan pegawai kementerian keuangan yang dideportasi oleh pemerintah Turki beberapa waktu lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.