Ray Rangkuti: SBY Turunkan Levelnya dari Posisi Mantan Presiden
"Saat berkuasa diprotes ketika tidak berkuasa dipuji. Karena levelnya jadi mantan presiden, BJ Habibie, Gus Dur, mendapat level terhormat," ujar Ray.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sapto Nugroho
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai menurunkan levelnya dari Presiden ke-6 Republik Indonesia.
Pasalnya, SBY terlalu sering menanggapi isu harian.
Demikian dikatakan Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti di D'Hotel, Jakarta, Minggu (12/2/2017).
"SBY merasa dizalimi ada di belakang makar dan sebagian ego sektoral Pilkada DKI Jakarta. Padahal, Partai Demokrat mengusung calon di beberapa daerah. Yang jelas di Banten, Wahidin, kader sendiri didukung partai lain," kata Ray Rangkuti.
Oleh karenanya, Ray Rangkuti meminta SBY tidak menyalahkan publik, karena posisinya sebagai Ketum Partai Demokrat yang harus mengurusi persoalan partai.
"Kalau enggak mau (diserang), lepaskan jabatan Ketum kepada Partai Demokrat," kata Ray Rangkuti.
Menurut Ray Rangkuti, tindakan SBY lebih banyak mengurusi Pilkada DKI Jakarta membuat levelnya menurun.
Ray Rangkuti pun mencontohkan mantan presiden yang bersikap negarawan karena berbicara kepada publik saat kondisi darurat.
Akhirnya, marwah presiden tetap dipelihara.
"Saat berkuasa diprotes ketika tidak berkuasa dipuji. Karena levelnya jadi mantan presiden, BJ Habibie, Gus Dur, mendapat level terhormat," ujar Ray Rangkuti.
Selengkapnya pernyataan Ray Rangkuti, simak dalam tayangan video di atas. (*)