Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tujuh Terdakwa Anggota DPRD Sumatera Utara Menangis Saat Bacakan Pleidoi dan Minta Dihukum Ringan

Tujuh terdakwa suap bekas Anggota DPRD Sumatera Utara tak kuasa menahan tangis saat satu per satu membacakan nota pembelaan atau pleidoi.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Tujuh Terdakwa Anggota DPRD Sumatera Utara Menangis Saat Bacakan Pleidoi dan Minta Dihukum Ringan
Tribunnews.com/ Eri Komar Sinaga
Tujuh Terdakwa Anggota DPRD Sumatera Utara Bacakan Pleidoi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/2/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh terdakwa suap bekas Anggota DPRD Sumatera Utara tak kuasa menahan tangis saat satu per satu membacakan nota pembelaan atau pleidoi.

Hal tersebut terjadi di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (16/2/2017).

Ketujuh terdakwa tersebut adalah Zulkifli Husein dari fraksi Partai Amanat Nasional, Wakil Ketua DPRD Zulkifli Efendi Siregar dari fraksi Partai Hanura 2014-2019.

Serta Parluhutan Siregar dari fraksi Partai Amanat Nasional periode 2009-2019.

Kemudian Muhammad Afan dari fraksi PDI Perjuangan 2014-2019, Budiman Pardamean Nadapdap dari fraksi PDI Perjuangan periode 2009-2019.

Lalu Guntur Manurung dari fraksi Partai Demokrat 2009-2019 dan Bustami dari fraksi Partai Persatuan Pembangunan 2009-2014.

Berita Rekomendasi

Mereka menangis karena menyesal telah menerima uang yang bukan hak milik mereka sebagai anggota DPRD Sumatera Utara.

Mereka juga menangis karena telah membuat malu institusi, negara dan masyarakat dan keluarga.

"Saya sangat menyesali dan berjanji tidak akan mengulangi kembali apa yang telah saya perbuat ketika jadi anggota DPRD Sumatera Utara," kata Budi Pardamean Nadapdap dari fraksi PDI Perjuangan.

Budi yang mendapat kesempatan pertama untuk membacakan pleidoi mengatakan rasa penyesalannya telah mendorong dia untuk tidak berbelit-belit saat menjalani proses hukum.

"Saya berjanji kepada Tuhan dan diri saya untuk koperatif yaitu mengakui kesalahan yang telah saya buat dengan sungguh-sungguh bekerja sama dengan penyidik maupun Penuntut Umum dan berikan keterangan sebenar-benarnya," kata Budi Pardamen.

Alasan keluarga juga menjadi alasan utama bagi para terdakwa menyatakan penyesalannya.

Mereka mengaku perbuatan pidana yang mereka lakukan telah menciptakan satu tekanan yang luar biasa besar terhadap keluarga.

"Hal ini juga menjadi beban keluarga saya, istri saya, anak-anak saya dan keluarga besar saya," kata Zulkifli Effendi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas