Investigasi Helikopter AW 101 Dinilai Tak Penting
Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie melihat invetigasi pengadaan Helikopter AW 101 tidak diperlukan
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie melihat invetigasi pengadaan Helikopter AW 101 tidak diperlukan. Sebab, pengadaan heli angkut tersebut sudah sesuai prosedur.
"Enggak penting, karena bisa dicari surat-surat dalam sekejap, saya tahu semuanya," kata Connie dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Minggu (19/2/2017).
Connie mengaku marah ketika helikopter yang telah berada di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma itu dipasang garis polisi. Pasalnya, negara berpotensi kehilangan Rp750miliar jika telat melakukan test penerbangan ketika helikopter sudah datang.
Kini, kata Connie, garis polisi itu sudah dicabut. "Kalau telat, maka test flight pergi, maintenance pergi. Tidak boleh ada kejadian itu. Alutsista dikorbankan," kata Connie.
Connie menegaskan sedari awal dirinya mengatakan pengadaan helikopter tersebut sudah sesuai rencana strategi (renstra) TNI. Oleh karenanya, Connie heran saat adanya keributan Menteri Pertahanan dan Pangima TNI.
Apalagi banyak pihak meyakini Indonesia dapat membuat helikopter. "Indonesia tidak bisa buat heli, kalau enggak percaya, kita tanyakan ke PT, DI, buktikan dimana buat helinya," kata Connie.
"Sebagai produsen senjata itu dari design dia bisa, prototype, memproduksi, marketing dan spare part kemudian dan lain sebagainya. PT DI, kalau cuma bisa mencat namanya bukan industri pertahanan," tambahnya.
Connie pun mengingatkan helikopter Super Puma buatan Airbus yang banyak memiiki masalah. Brunei Darussalam dan Malaysia juga membatalkan kerjasama Super Puma. "Kalau korban presiden dan kepala negara, kita mencelakakan dengan Super Puma. Dia peswat sedang banned enggak boleh terbang karena masalah terakhir di Norway, 13 orang meninggal," kata Connie.
Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Selasa (7/2/2017) mendatangi Sekretariat Negara (Setneg) untuk koordinasi pengadaan Helikopter Agusta Westland (AW) 101 yang sudah tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Dia melapor kepada Presiden untuk membentuk tim investigasi pembelian helikopter AgustaWestland 101.
"Investigasi terdiri dari perencanaan sampai pengadaan mekanismenya gimana," ujar Hadi seusai melapor kepada Presiden di Istana Presiden.