Rekor Quick Count yang Sama Persis dengan Penghitungan KPUD
"Ini artinya quick count yang merekor sejarah itu tak meleset sekecil apapun, alias identik persis dengan hasil KPUD," kata Sunarto
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilu langsung dipilih rakyat sudah terjadi sejak 13 tahun lalu tepatnya pada tahun 2004.
Begitu banyak publikasi survei, quick count, lembaga survei, konsultan politik yang kini hadir. Tapi tahukah puncak rekor yang pernah ada untuk semua itu selama 13 tahun ini?
Sunarto Ciptoharjono, ahli riset dan peneliti dari UGM melakukan riset digital dan menemukan hasil bahwa ada rekor proses hitung cepat (Quick Count) paling akurat yang pernah terjadi selisihnya 0.00% dibandingkan hasil akhir KPUD.
"Ini artinya quick count yang merekor sejarah itu tak meleset sekecil apapun, alias identik persis dengan hasil KPUD," kata Sunarto dalam siaran persnya, Selasa (21/2).
Padahal quick count diumumkan di hari pencoblosan. Sementara hasil resmi KPUD umumnya dua minggu kemudian. Itu terjadi dalam pilkada di Sumbawa tahun 2010.
Pelaku Quick Count adalah Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA dan sudah diakui dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor quick count dengan selisih terkecil.
Selain itu, LSI juga memecahkan rekor prediksi survei yang pernah terjadi dan diiklankan 13 kali untuk 13 wilayah yang melaksanakan pilkada dan terbukti akurat hasilnya dalam pilkada setempat.
"Mengumumkan hasil survei menjelang pilkada biasa dilakukan. Sedangkan yang kali ini hasil survei itu diiklankan di koran sebelum pilkada. Kemudian prediksi pemenang survei yang diiklankan itu terbukti sebanyak 13 kali di 13 wilayah pilkada," lanjutnya.
Rekor ini juga sudah diverifikasi dan dilegalkan dalam rekor MURI.
"Ke depan, mungkin LSI Denny JA perlu ke kancah dunia seperti Guieness Book of Record. Sangat mungkin rekor nasionaal yang diperolehnya juga adalah rekor dunia untuk kategori itu," ucap Sunarto.